Warga di Tulungagung Protes Penggalian Makam Orang Tua Angkat Kiai Berhenti, Gegara Tunggu Pengacara
Warga di Tulungagung Protes Penggalian Makam Orang Tua Angkat Kiai Berhenti, Gegara Tunggu Pengacara.
Penulis: David Yohanes | Editor: Sudarma Adi
Warga di Tulungagung Protes Penggalian Makam Orang Tua Angkat Kiai Berhenti, Gegara Tunggu Pengacara
TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Para pekerja mulai menggali makam Suryat Suyono, di Pesantren Puthuk Watu Gedhek, Desa Pelem, Kecamatan Campurdarat, Tulungagung, Kamis (15/8/2019) sekitar pukul 09.45 WIB.
Makam sederhana di sisi selatan musala ini sudah digali sekitar 30 sentimeter.
Namun tiba-tiba proses penggalian dihentikan oleh perwakilan pesantren.
• 329 Napi Lapas Kelas IIB Tulungagung Mendapat Remisi Umum 17 Agustus, 16 Orang Langsung Bebas
• Polisi Jaga & Pasang Police Line di Makam Orang Tua Angkat Kiai, Bakal Dipindah ke Kecamatan Berbeda
• KPU Tulungagung Tetapkan 50 Caleg Terpilih yang Bakal Jadi Anggota DPRD, Ini Nama-nama Mereka
"Hentikan penggalian. Ini ditunda satu jam," ujar seorang perwakilan pesantren.
Warga yang mengawal pembongkaran pun bereaksi.
Mereka berteriak-teriak menuntut makam lekas dibongkar.
"Ayo sudah lewat waktunya ini," seru mereka.
Kesepakatan mediasi di Balai Desa Pelem, pembongkaran makam Suryat mulai dilakukan pukul 09.00 WIB.
Karena situasi mulai memanas, Komandan Koramil Campurdarat Kapten Pamuji dan Kapolsek Campurdarat AKP Maga Fidri Isdiawan kembali berdialog dengan pihak pesantren.
Kapten Pamuji terlihat kesal, karena penggalian ditunda sepihak.
"Dari kemarin saya mendukung pihak sampeyan. Tapi kenapa ditunda secara sepihak," ucap Pamuji.
Pihak pesantren beralasan menunggu pengacara.
Lewat pembicaraan alot, diputus penggalian dilakukan pukul 10.30 WIB.
"Pukul 10.30 WIB langsung digali. Tunggu waktunya," ucap Maga.
Pemindahan makam Suryat Suyono adalah buntut protes warga Desa Pelem.
Mereka menolak ada makam di tengah permukiman.
Apalagi padepokan tempat Suryat dimakamkan dinilai tidak pernah bersosialisasi dengan warga.