Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Kilas Balik

Anak Buah Mung Parhadimulyo Mual Lihat Sang Danjen Kopassus Telan Untaian Telur Ular, Diminta Meniru

Bagi Mung, seorang prajurit komando harus bisa bertempur sampai titik darah penghabisan walau hanya bersenjatakan sangkur sekalipun.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Januar
Wikipeda / Kompasiana via TribunJambi
Anak Buah Mung Parhadimulyo Mual Lihat Sang Danjen Kopassus Telan Untaian Telur Ular, Diminta Meniru 

TRIBUNJATIM.COM - Anak Buah Mung Parhadimulyo Mual Lihat Sang Danjen Kopassus Telan Untaian Telur Ular, Diminta Meniru

Kolonel Mung Parhadimulyo adalah mantan Komandan Jenderal (Danjen) RPKAD/Kopassus pada tahun 1958-1964.

Sebagai Danjen Kopassus, Mung Parhadimulyo haruslah berani, berjiwa NKRI dan tentunya menjadi contoh bagi anak buahnya.

Bagi Mung, seorang prajurit komando harus bisa bertempur sampai titik darah penghabisan walau hanya bersenjatakan sangkur sekalipun.

Saat Kopassus Makan Beling, Pasukan Khusus AS Langsung Heran, Para Jenderal Pentagon Kaget

Sintong Panjaitan dan Danjen Kopassus Kolonel Mung.
Sintong Panjaitan dan Danjen Kopassus Kolonel Mung. (Wikipedia - Kolase)

Selain itu, Mung juga menekankan agar anak buahnya menguasai teknik survival.

Sebab ciri khas seorang prajurit komando ialah bisa memakan apapun yang bisa dimakan saat berada di medan operasi.

Dikutip dari Sintong Panjaitan : Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando via Sosok.ID (grup TribunJatim.com), suatu hari suatu hari Mung melakukan inspeksi ke salah satu lokasi Pusat Pendidikan dan Latihan Pasukan Khusus (Pusdikpassus) di Citatah, Bandung.

Dalam simulasi survival hutan, Mung melihat salah satu siswa calon prajurit komando menangkap seekor ular piton.

Setelah dikuliti ternyata dalam perut ular ada 20 telur.

Saat Media Thailand Cemooh Tim Kopassus, Hanya 3 Menit Serangan Kilat, Dunia Langsung Tercengang!

Telur ular piton itu seperti untaian batang rokok berderet memanjang, masih terbungkus lemak ular tebal.

Tanpa basa-basi Kolonel Mung langsung mengambil 6 untaian telur ular piton masih dengan lemak tebalnya dan menelannya mentah-mentah dalam sekali lahap.

Ekspresi muka para siswa komando bahkan para instrukturnya kecut melihat 'kelakuan' komandan mereka menelan telur ular berbalut lemak itu mentah-mentah.

Mereka merasa mual karena masih 'segarnya' untaian lemak telur ular.

Usai melakukannya, Mung langsung memerintahkan para siswa komando dan instrukturnya meniru apa yang ia lakukan.

Mau tak mau mereka cuma bisa bilang "Siap..!!"

Saat Prajurit Kopassus Gigit Ular Kobra Hidup-hidup hingga Buat Menhan AS Terbelalak, Dijuluki Manly

ILUSTRASI - Saat Prajurit Kopassus Gigit Ular Kobra Hidup-hidup hingga Buat Menhan AS Terbelalak, Dijuluki Manly
ILUSTRASI - Saat Prajurit Kopassus Gigit Ular Kobra Hidup-hidup hingga Buat Menhan AS Terbelalak, Dijuluki Manly (Kontan.co.id)

Dalam kesempatan lain Mung bersama sopirnya pernah melakukan perjalanan dari Jakarta ke Surabaya naik jip dinas militer.

Mereka melintasi jalan-jalan yang sudah rusak parah.

Entah apa yang ada dalam pikiran Mung.

Dalam perjalanan ia hanya berbekal air satu veples.

Mung pun memerintahkan cuma berhenti di pom bensin TNI AD di Tegal dan Semarang.

Selama berhenti Kolonel Mung juga sama sekali tidak mengajak makan atau minum sopirnya.

Bayangkan saja penderitaan sopirnya itu, lelah, haus dan kelaparan Jakarta-Surabaya.

Begitu juga Mung yang sebenarnya juga kelaparan namun ia tahan saja.

Karena saking hausnya sopir Mung langsung meminum air kran toilet ketika berhenti di Tegal dan Semarang. (Seto Aji/Sosok.ID)

Pengakuan Hendropriyono Soal Jawaban Sintong Panjaitan Saat Dia & Kopassus Terkepung: Saya Benci

Jejak karier Mung Parhadimulyo di RPKAD (Kopassus):

Komandan RPKAD (1958 - 1964)

Tempat tanggal lahir: Yogyakarta, 11 Januari 1925 

Meninggal: Jakarta, 28 Desember 2012

Kisah tersebut pernah diulas Intisari yang mengambil sumber buku berjudul: Sintong Panjaitan Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando, Hendro Subroto, Penerbit Buku Kompas, 2009.

Kebohongan Sintong Panjaitan ke Prajurit Kopassus Supaya Operasi Woyla Berhasil, Misi Mendebarkan

Anak didik yang berhasil

Letjen TNI (Purn) Sintong Hamonangan Panjaitan atau biasa dipanggil Sintong Panjaitan lahir di Sumatera Utara, 4 September 1940.

Ia merupakan stau di antara anak didik kolonel Moeng.

Sintong Panjaitan dan ilustrasi Kopassus
Sintong Panjaitan dan ilustrasi Kopassus (Instagram/ Tribunnews)

Minat Sintong pada bidang militer muncul saat berumur tujuh tahun.

Saat itu rumahnya kerap terkena bom pesawat P-51 Mustang Angkatan Udara Kerajaan Belanda.

Itulah yang membuat Sintong ingin masuk angkatan udara.

Sintong Panjaitan merupakan TNI lulusan Akademi Militee Nasional (kini Akademi Militer) tahun 1963.

Ekspedisi Prajurit Kopassus Nekat ke Daerah Suku Kanibal di Papua, Tim Was-was Takut Dimakan

Kisah Kolonel Moeng yang Ditakuti Prajurit Kopassus, Buat Pasukan Kaget saat Telan Telur Ular Sanca!

Nasib Para Preman yang Ditangkap Era Soeharto, Berakhir Ditembak Mati, Posisi Jempolnya Sama Semua

Momen Soeharto Singkirkan Mertua SBY yang Berjasa Tumpas Habis PKI, Malah Dikirim ke Negara Komunis

Soeharto Mendadak Tunjukkan Pistol ke Mbah Parno Penjaga Istiqlal, Bermula dari Suguhan Pisang Sepat

Sumber: Grid.ID
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved