Andre Rosiade Tak Mau Nyebut Lagsung Posisi Menteri Idaman Gerindra, Benarkah 3 Posisi Ini?
Wasekjen Partai Gerindra, Andre Rosiade menjelaskan posisi yang diinginkan partainya dalam masa pemerintahan Joko Widodo (Jokowi).
Penulis: Elma Gloria Stevani | Editor: Melia Luthfi Husnika
Bayu terlihat menebak posisi menteri dari penjelasan Andre.
"Oh jadi Menteri ESDM (Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral) atau dirut PLN (Perusahaan Listrik Negara)," tebak Bayu.
Tak menggubris, Andre melanjutkan statementnya.
"Yang kedua harga daging bisa diturunkan, harga daging sekarang di atas Rp 20 ribu," ujar Andre kembali.
"Menteri Perdagangan," sebut Bayu kembali menebak.
"Mungkin orang berpikir ini pasti dapat jatah menteri. Pak Prabowo dan Partai Gerindra memberikan ide dan masukan dalam rangka supaya pemerintah bisa menurunkan harga-harga sesuai dengan aspirasi rakyat dan rakyat pun terbantu. Tidak mengharuskan kami masuk kabinet. Yang penting bagi kami konsep ini bisa diterima, diadaptasi dan bisa dilaksanakan sehingga pemerintah bisa bekerja untuk rakyat dan rakyat diuntungkan," papar Andre Rosiade dengan tegas.
• Ini Pesan Khusus Raffi Ahmad untuk Jessica Iskandar dan Richard Kyle Sebelum Menikah
• Suara Barbie Kumalasari Dibully Netizen, Istri Galih Siapkan 6 Lagu, Konser hingga Bentuk Fanclub
• DPP PAN dan PDIP Berdebat Dana Mobil Menteri Rp147 M, Yandri: Menteri, kan Punya Banyak Mobil
"Dan kita siap membantu apakah di dalam pemerintahan atau di luar pemerintahan menurut saya sama saja. Yang penting rakyat merasakan kinerja Partai Gerindra.
Sedangkan Analis Politik UIN Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno memberikan pandangannya, jika memang Gerindra bermanuver mendukung Jokowi, akan ada 'gempa' di politik Indoensia.
"Pertama saya ingin komentari, manuver Gerindra yang diindikasikan mau merapat ke Jokowi ini menciptakan satu gempa politik yang luar biasa," ujar Adi.
Adi lantas menyinggung sejumlah pertemuan yang terjadi di tengah elite politik.
Yakni pertemuan Gondangdia, yang disebut sebagai istilah untuk menunjukkan pertemua antara Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dan Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh.
Sedangkan, pertemuan Teuku Umur disebut sebagai istilah untuk menunjukkan pertemuan antara Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto dan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.
"Jadi koalisi yang awal mula ini solid jadi tiba-tiba muncul dua madhzab, Gondangdia dan Teuku Umar."
"Makanya kemudian kalau kita lihat secara sederhana, postur kabinet yang bisa menentukan tentu satu, Jokowi sebagai presiden, lalu kubu Teuku Umar karena ada PDIP yang memiliki saham yang luar biasa. Yang ketiga ya madzhab Gondangdia itu," papar Adi.
• Kekesalan Kaesang Pangarep Saat Bisnis Kulinernya Cuma Diberi Rating 1: Alasan Begini Nggak Bermutu!
• Jokowi Minta Kapolri Tindak Tegas Pelaku Rasisme Terhadap Mahasiswa Papua: Tolong Digaris Bawahi!
• Selvi Ananda Ungkap Usia Kehamilan, Istri Gibran Sebut Jan Ethes Tahu: Perutnya Sudah Membuncit
"Yang dipelopori oleh Nasdem. Jadi seakan-akan memang empat partai politik di luar PDIP ini agak sedikit chemistry-nya kurang heppy dengan isu merapatnya Gerindra ke Jokowi.
Adi pun merasa ada pertemuan lain, yang dilakukan PPP memiliki kepentingan untuk memanasi pertemuan yang terjadi di Gondangdia
Makanya pertemuan PPP di Kartanegara itu dianggap untuk menggembosi sebenarnya, kekuatan yang ada di Gondangdia," sebutnya.
"Soal pintu masuk ini yang menciptakan gempa politik yang sampai sekarang cukup dinamis misalnya," ujar Adi.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jatim/foto/bank/originals/andre-rosiade-andre-rosiade.jpg)