Platform Rumah Belajar Pustekkom Gencar Disosialisasikan, Para Guru di Malang Ditantang Isi Konten
Platform Rumah Belajar Pustekkom terus disosialisasikan. Para guru di Malang ditantang untuk mengisi kontennya.
Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: Arie Noer Rachmawati
TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Platform Rumah Belajar dari Pustekkom Kemendikbud terus disosialisasikan, Kamis (19/9/2019).
Dalam seminar "Inovasi Teknologi Pembelajaran Dalam Revolusi Industri 4.0" di aula Dindik Kota Malang, Dr Sumarno, Pengembangan Teknologi Pembelajaran Ahli Utama Pustekkom Kemendikbud meminta guru untuk mengisi kontennya.
"Guru-guru bisa mengisi kontennya. Yang ahli kimia, fisika, matematika dll," kata Sumarno.
• Miras Oplosan Renggut Empat Nyawa di Malang, Polisi Tetapkan Dua Tersangka, Dijerat Pasal Tipiring
Sebab platform itu untuk guru dan peserta didik.
Konten-konten itu akan masuk di sumber belajar.
Menurut dia, belajar dengan memanfatkan IT menjadi tidak kenal ruang dan waktu.
Mapel dengan mengintegrasikan ke IT juga jadi lebih menarik.
• Remaja 18 Tahun Jadi Korban Kebakaran Industri Sangkar Burung di Malang, Luka Bakar Sekujur Tubuh
"Tidak lagi di kelas konvensional. Bisa di rumah, bandara dll. Sebab bahan belajar disimpan di server atau google. Sehingga bisa diakses kapanpun," paparnya pada suryamalang.com (grup TribunJatim.com) di sela acara.
Namun untuk mengunggahnya tidak bisa dilakukan sendiri oleh guru.
Tetap dari Pustekkom. Untuk konten bisa memakai video, animasi, audio.
Tujuan pengisian konten-konten itu agar peserta didik bisa mendapatkan pengetahuan dan keterampilan.
• Wali Kota Malang Sutiaji Usulkan Pembuatan Terminal Kargo untuk Mengatasi Kemacetan di Kota
"Sudah banyak konten-konten yang masuk dari guru pembatik (pengembangan bahan ajar berbasis TIK)," kata Sumarno.
Guru pembatik selain menghasilkan konten juga jadi duta Rumah Belajar.
"Saya harapkan juga guru-guru paud juga bisa mengisi konten," jelas pria berkacamata ini.
Di platform itu, guru dan siswa bisa mengaksesnya gratis mulai jenjang paud hingga SMA-SMK.
• Rencana Bangun Islamic Center di Malang Tuai Kritikan, Biar Tak Iri Lebih Baik Buat Gedung Pancasila
Menurutnya, semakin banyak konten dan pengakses, maka bisa mempopulerkan platform itu.
Sebab semua sudah disubsidi pemerintah. Sehingga sayang jika tidak dimanfaatkan.
Karena itu harus dijaga kualitas dan jumlahnya. (Surya/Sylvianita Widyawati)