Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

BPS Jatim Sebut Bahan Bakar Motor Jadi Komoditas Impor Tertinggi Periode Awal Semester II 2019

Bahan Bakar Motor di Sebut BPS Jatim Menjadi Komoditas Impor Dengan Nilai Tertinggi Pada Periode Awal Semester II 2019

TRIBUNJATIM.COM/FIKRI FIRMANSYAH
(ka-ki) Teguh Pramono selaku Kepala BPS Jatim dan Satrio Wibowo selaku Kabid Distribusi Statistik BPS Jatim saat di temui TribunJatim.com, Senin (23/9/2019) pagi di Kantor BPS Jatim, Jalan Raya Kendang Sari Surabaya. 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Fikri Firmansyah

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - BPS Jatim melaporkan, bahwa bahan bakar motor (yang tanpa timbal dari RON lainnya tidak dicampur) menjadi komoditas impor dengan nilai tertinggi pada Agustus 2019

Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Teguh Pramono selaku Kepala BPS Jatim.

"Bahan Bakar ini punya peranan impor tertinggi dengan nilai sebesar USD 143,19 juta," kata dia, Senin (23/9/2019) pagi di Kantor BPS Jatim Jalan Raya Kendang Sari Surabaya.

Dan jika dipersentasekan, dikatakannya, persentasae bahan bakar motor tersebut naik sebesar 1,29 persen dibanding bulan sebelumnya.

BPS Jatim Sebut Impor di Jawa Timur Pada Periode Awal Semester II 2019 Mulai Mengalami Penurunan

Ekspor Jawa Timur Selama Agustus 2019 Mengalami Peningkatan, Berikut Laporan Data dariBPS Jatim

"Untuk negara asalnya, komoditas bahan bakar motor (yang tanpa timbal dari RON lainnya tidak dicampur) dominan diimpor dari Singapura, dengan peranan sebesar USD 72,83 juta," ujarnya

Teguh juga menjelaskan, bahwa komoditas terbesar impor yaitu bahan bakar motor (tanpa timbal dari RON lainnya tidak dicampur) itu mempunyai peranan sebesar 7,81 persen dari total impor Jawa Timur di bulan Agustus 2019.

Sedangkan jika di data secara kumulatif, yaitu Januari hingga Agustus 2019, komoditas bahan bakar motor (tanpa timba| dari RON lainnya tidak dicampur) bahkan masih menjadi komoditas impor yang dominan, dengan peranan sebesar 7,07 persen.

"Untuk peringkat keduanya jika dilihat juga secara kumulatif, yaitu Januari hingga Agustus 2019 di tempati oleh komoditas hasil dari ekstraksi minyak kacang kedelai lainnya dengan peranan impor sebesar 2,97 persen," paparnya.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved