Aksi Demo Mahasiswa Tuban Berakhir Kecewa, Obrak-abrik Ruang DPRD Tak Ada Satupun Anggota di Kantor
Aksi Demo Mahasiswa Tuban Berakhir Kecewa, Obrak-abrik Ruang DPRD Tak Ada Satupun Anggota di Kantor.
Penulis: M Sudarsono | Editor: Sudarma Adi
Aksi Demo Mahasiswa Tuban Berakhir Kecewa, Obrak-abrik Ruang DPRD Tak Ada Satupun Anggota di Kantor
TRIBUNJATIM.COM, TUBAN - Mahasiswa Tuban yang tergabung dalam kelompok Cipayung Plus harus menelan kekecewaan saat aksi di gedung DPRD Tuban, Selasa (24/9/2019).
Kekecewaan dikarenakan para wakil rakyat tidak ada yang menemui mahasiswa, yang terdiri dari GMNI, PMII, IMM, LMND dan Koalisi Perempuan Ronggolawe (KPR).
Buntutnya, sejumlah perwakilan mahasiswa itupun mengecek kondisi dalam ruangan DPRD.
• Aksi Demo Mahasiswa Tuban di Gedung DPRD Ricuh, Dipicu Perwakilan yang Masuk Dibatasi 15 Orang
• Ratusan Mahasiswa Tuban Geruduk Gedung DPRD, Tolak RUU Tak Pro Prakyat, Minta Sahkan RUU PKS
• Mayat Perempuan dalam Mobil Dinsos Tuban Sempat Dimandikan Sebelum Meninggal, Lari dan Masuk Mobil
Masing-masing ruang fraksi hingga ruang paripurna dicek mahasiswa untuk memastikan keberadaan anggota dewan. Namun tak ada satupun wakil rakyat yang ditemukan.
"Kita kecewa dari 50 anggota dewan Tuban tak ada yang menemui kami dan tak satupun ada di kantor," Kata Korlap Aksi Musthofatul Adib di lokasi.
Menurut keterangan yang diperoleh dari staff sekretariat dewan, semua para wakil rakyat sedang ada agenda kunker di luar kota. Sehingga tidak ada satupun yang masuk.
Mahasiswa yang tidak puas atas jawaban itupun masih memaksa untuk dihadirkan Ketua DPRD.
Hingga akhirnya perwakilan staff kesekretariatan DPRD mengharap mahasiswa bisa menyampaikan aspirasi melalui pegawai di gedung Dewan, selanjutnya tuntutan akan diserahkan ke Ketua DPRD.
"Kami kecewa, tidak ada satupun anggota dewan yang hadir. Katanya kunker semua," Ungkap Adib yang juga sebagai Ketua PC PMII Tuban.
Sebelumnya saat aksi berlangsung, sempat terjadi kericuhan saat negosiasi mahasiswa dengan polisi.
Polisi di lapangan yang dipimpin Kompol Ngadi menawarkan, perwakilan mahasiswa yang dibolehkan masuk hanya 15 orang.
"Kita tawarkan 15 orang perwakilan yang boleh masuk," Ucap Ngadi kepada para mahasiswa di lokasi.
Tawaran itu pun ditolak mahasiswa, karena dianggap tidak sesuai dengan hasil kesepakatan para Ketua Umum organisasi yang mana menyatakan semua harus masuk.
Bentrok antara polisi dan mahasiswa pun tak terelakkan.
Berikut tujuh aspirasi mahasiswa Cipayung Plus Tuban saat aksi. Menuntut tolak RUU Pertanahan, Tolak RKUHP, Tolak RUU Ketenagakerjaan, Sahkan RUU PKS, Sahkan RUU Pesantren, Cabut pengesahan UU KPK, dan menuntut penghentian penangkapan dan kriminalisasi aktivis di berbagai sektor