Kisah Neti, Ngungsi di Kantor Polisi Hindari Kerusuhan Wamena dalam Kondisi Hamil 2 Bulan
Kisah Neti, Ngungsi di Kantor Polisi Hindari Kerusuhan Wamena dalam Kondisi Hamil 2 Bulan.
Penulis: Aminatus Sofya | Editor: Sudarma Adi
Kisah Neti, Ngungsi di Kantor Polisi Hindari Kerusuhan Wamena dalam Kondisi Hamil 2 Bulan
TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Neti, warga Asli Medan, Sumatera Utara menceritakan suasana mencekam selama dua minggu di Wamena, Papua.
Perempuan yang sedang hamil dua bulan itu mengatakan banyak tempat dibakar, warga perantau dirisak serta mati listrik berhari-hari.
“Saya, anak dan suami kemudian ke Polres. Mengungsi supaya nyawa kami selamat,” tutur Neti.
• Kisah Dul, Warga Sampang yang Sembunyi di Plafon Agar Selamat dari Kerusuhan Wamena
• Pantau Kedatangan 24 Pengungsi Wamena, Bupati Sampang Pilih Tunda Kunjungan Ke Jepang
• Dinas Sosial Pamekasan Belum Terima Data Pengungsi Akibat Kerusuhan di Wamena
Neti di Wamena tinggal berempat bersama anak dan suaminya. Ia berjualan di sebuah kios dan tinggal satu kompleks dengan para perantau lain.
“Tinggal sama-sama yang orang Sumatera lain. Di kontrakan gitu tapi semua perantau, ya ada yang orang asli Papua,” katanya.
Selama dipengungsian, Neti mengatakan hidup serta terbatas. Makan dan minum ditanggung oleh polisi dengan menu seadanya. Ia kemudian memutuskan kembali ke Medan dengan menumpang pesawat Hercules C-130 tujuan Malang.
“Pikir kami, kami mau keluar dari sini. Sudah tidak mikir ini ke Malang atau mana asal ke luar dari Papua,” ujarnya pasrah.
Selain Neti, ada 14 orang asal Medan lain yang menumpang pesawat hercules tujuan Malang. Sama seperti Neti, mereka ingin ke liar dari Wamena dengan segera.