Cara Mudah
Sampah Plastik Jadi Bensin? Begini Cara Belajar Menangani Sampah Plastik Ala Komunitas Pendaki
Berikut cara mengubah sampah menjadi bensin ala komunitas pendaki di Jatim. Simak selengkapnya!
Penulis: Dyan Rekohadi | Editor: Arie Noer Rachmawati
TRIBUNJATIM.COM, SIDOARJO - Kepedulian dan langkah nyata penanganan masalah sampah plastik dilakukan komunitas pecinta lingkungan, pecinta alam, dan pendaki di Jatim dengan aktivitas 'belajar bersama' di base camp Galena Rescue di Pondok Mutiara, Sabtu (19/10/2019) malam.
Dalam kegiatan bertajuk Kepedulian Alam Semesta Pendaki Milenial itu para peserta yang hadir belajar mengenal apa itu plastik hingga cara menangani sampah plastik dari penggagas Get Plastik, Dimas Bagus Wijanarko.
Bagus yang dikenal dengan temuannya mengolah sampah plastik menjadi bahan bakar minyak untuk kendaraan itu memaparkan apa itu plastik, cara terbentuknya plastik hingga masalah-masalah dari adanya plastik.
• KIAT Sukses Peternak Sapi Perah ala Mita, Cara Pemberian Pakan hingga Memerah Kunci Kualitas Produk
"Permasalahan plastik sekarang Indonesia menghasilkan 33.32 juta metrik ton sampah plastik per tahun. Kalau sampah itu dicecer bisa menutupi separuh wilayah Indonesia," ujar Bagus.
Karena fakta itu Indonesia menjadi negara kedua penghasil sampah plastik terbesar di dunia.
"Permasalahan lainnya, hampir semua lapisan masyarakat kita tidak memahami bahaya sampah plastik, termasuk juga masalah sarana dan prasarana," tambah Bagus.
Selanjutnya, dipaparkan apa bahayanya sampah plastik dan bagaimana penanganan sampah plastik yang bisa dilakukan secara mandiri.
Bagus juga menunjukkan bagaimana sampah plastik bisa diolah menjadi bensin.
"Tapi gak semua jenis sampah plastik bisa diolah jadi bensin, untuk itu kita perlu tahu jenis-jenis plastik," ujarnya memberi bocoran cara membuat bensin dari sampah plastik.
Bagus mempersilakan anggota komunitas yang tertarik untuk ikut membuat alat pengolahan sampah yang dibuatnya bersama komunitas Get Plastik.
• 4 Tips Menolong Teman yang Depresi, Termasuk Jangan Menceramahi soal Masalahnya!
Selain Bagus, di acara yang digelar oleh Galena Rescue dan komunitas R Kompas itu juga hadir ibu pendaki gunung, Wahyuni asal Pekalongan dan penggiat kegiatan kepecinta alaman dan rescue, Adi Pangab Galena.
Wahyuni, perempuan 66 tahun yang aktif mendaki gunung bersama anak-anaknya itu berbagi pengalaman dan motivasi.
Bersama putranya ia mengisahkan bagaimana saat ini mereka seringkali menyertakan agenda sosialisasi lingkungan.
Termasuk membangun kesadaran penanganan sampah plastik di komunitas dan kelompok masyarakat yang disinggahi saat mendaki gunung.
Wahyuni yang disebut Pendaki gunung wanita tertua di Indonesia ini singgah di Sidoarjo dalam agendanya mendaki gunung Latimojong di Sulawesi Selatan.