Krisis Air Bersih Melanda Desa Sumberagung, Tak Masuk Desa Terdampak Kekeringan di Tulungagung
Warga Desa Sumberagung, Kecamatan Rejotangan, Kabupaten Tulungagung mulai merasakan dampak musim kemarau berkepanjangan.
Penulis: David Yohanes | Editor: Elma Gloria Stevani
TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Warga Desa Sumberagung, Kecamatan Rejotangan, Kabupaten Tulungagung mulai merasakan dampak musim kemarau berkepanjangan.
Dampak musim kemarau berkepanjangan ini terlihat dari sumber air di sumur warga yang mulai surut dan tidak bisa disedot terus menerus.
Sementara itu, 150 kepala keluarga kesulitan air bersih di Padukuhan Loji, di sekitar Goa Tan Tik Sioe Sian.
Secara mandiri warga menyewa tanki, untuk mencari air bersih di daerah lain.
"Kebetulan ada tanki susu milik warga desa sebelah boleh dipinjam warga untuk cari air bersih," tutur Tri Cahyono, salah satu warga, Selasa (12/11/2019).
• Catat Tanggalnya! Pemkot Surabaya Akan Gelar Job Fair, Ada 551 Lowongan Kerja Ditawarkan
Warga hanya membayar pengganti solar, sehingga tidak memberatkan.
Satu kali angkut tanki ini bisa memuat sekitar 5000 liter air bersih.
Dalam satu hari, truk ini bisa beroperasi tiga kali.
"Yang nyopiri juga warga sendiri. Pemilik truk tidak memungut uang, mungkin memahami bagaimana kesulitan warga," sambung Tri Cahyono.
Wilayah terdampak memang berada di wilayah perbukitan, yang lebih tinggi dibanding wilayah lain di desa ini.
Namun, wilayah yang ada di sekitar kantor desa juga mulai merasakan sumber air yang kian dalam.
Mesin penyedot air tidak bisa dioperasikan sewaktu-waktu seperti sebelumnya.
"Kalau disedot lama, harus diistirahatkan dulu beberapa jam untuk memulihkan jumlah air di dalam sumur. Setelah itu disedot lagi," tutur Tri Cahyono.
Tri Cahyono mengaku harus membatasi jumlah air, jika ada tetangga yang meminta.
• Baznas Sidoarjo Berikan Santunan Bagi Korban Kebakaran di Kecamatan Gedangan
Dengan terbatasnya jumlah air yang bisa disedot, keluarga Tri Cahyono juga menghemat penggunaan air.