Penderita Keracunan Ikan Tongkol di Puger Jember Tertangani
Korban keracunan ikan tongkol di Kabupaten Jember hampir semuanya sudah tertangani. Sampai Kamis (2/1/2020) sore, 248 orang dari 250 orang pasien
Penulis: Sri Wahyunik | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, JEMBER - Korban keracunan ikan tongkol di Kabupaten Jember hampir semuanya sudah tertangani. Sampai Kamis (2/1/2020) sore, 248 orang dari 250 orang pasien sudah dinyatakan sehat.
Menurut Plt Kepala Dinas Kesehatan Jember Dyah Kusworini, hanya tersisa dua orang yang menjalani rawat inap di fasilitas kesehatan di Jember.
"Hingga sore ini, dari 250 orang yang ditangani, sebanyak 248 orang sudah dinyatakan sehat. Dua orang masih dirawat, satu di rumah sakit, dan satu lagi masih observasi di Puskesmas Ledokombo," ujar Dyah ketika memberikan keterangan kepada awak media di Media Centre Pemkab Jember, Kamis (2/1/2020).
Mereka yang dirawat mengalai gejala antara lain mual, muntah, pusing, juga sesak nafas. Dyah menuturkan, korban keracunan diketahui dari satu Puskesmas di Jember pada malam Tahun Baru, Selasa (31/12/2019) lalu.
endapatkan laporan itu, pihak Dinas Kesehatan meminta seluruh Puskesmas di Jember melakukan penelusuran, dan pendataan.
• Keracunan Massal di Jember,Petugas Periksa Ikan di TPI Puger
• Polisi Tangkap Ibu Rumah Tangga Pembobol Minimarket Mojokerto, Curi Uang Rp 27 Ribu dan Rokok
• Mundur dari Jadwal, Persik Kediri akan Umumkan Pelatih Barunya Pekan Depan
"Kami minta pihak 50 Puskesmas di Jember, dan 13 rumah sakit di Jember untuk melakukan pendataan. Hasilnya keseluruhan dari laporan yang masuk ada 250 kasus, itu berasal dari sejumlah Puskesmas di Jember," imbuh Dyah kepada Tribunjatim.com.
Data dari Dinas Kesehatan, pasien keracunan itu merupakan pendataan dari 35 Puskesmas di Jember, dari 50 Puskesmas yang ada.
Beberapa pasien juga akhirnya ada yang dirawat intensif di beberapa rumah sakit di Jember. Dyah menegaskan, data itu diketahui karena petugas menelusuri makanan apa yang dikonsumsi oleh pasien. Mereka rata-rata menjawab mengalami gejala keracunan setelah mengkonsumsi ikan laut.
"Rata-rata mengkonsumsi ikan laut jenis tongkol. Karenanya kami ambil sampel makanan yang mereka konsumsi. Ikan laut yang kami ambil sampelnya adalah tongkol karena itu yang ada di tempat mereka, juga ada sambal yang kami ambil juga sampelnya," imbuh Dyah kepada Tribunjatim.com.
Sampel ikan tongkol, dan makanan lain dikirimkan ke laboratorium di Surabaya. Dyah belum bisa menjawab hasil dari pemeriksaan itu, karena belum keluar.
Sementara itu, Surya menemui salah satu pasien dugaan keracunan di sebuah Puskesmas di Jember pada Kamis (2/1/2020) siang. Fasilatul Rohmi (28), pasien asal Kelurahan Kranjingan Kecamatan Sumbersari itu menceritakan, dirinya awalnya tidak menduga mengalami keracunan.
Awalnya dia menduga karena kecapekan usai membakar ikan tongkol di malam Tahun Baru.
"Ketika itu merasa pusing. Akhirnya sama suami disuruh istirahat, karena diduganya kecapekan habis bakar ikan. Setelah istirahat sekitar satu jam, kok wajah saya bengkak, bahkan mata tidak bisa dibuka. Dari situ curiga keracunan, hingga akhirnya minum air degan," ujar Fasilatul kepada Tribunjatim.com.
Kondisinya membaik setelah meminum air degan itu. Tetapi kondisinya kembali melemah dan kembali disertai tanda-tanda keracunan muncul pada Rabu (1/1/2020). Wajahnya kembali membengkak, disertai pusing, dan perut sakit. Bahkan ibu dua anak itu sampai pingsan. Dia pun dibawa ke fasilitas kesehatan dan menjalani rawat inap.
Fasilatul menceritakan, dirinya mengkonsumsi ikan tongkol di malam pergantian tahun. Ada enam orang sekeluarganya yang mengkonsumsi ikan tersebut. Ikan itu dibelinya dari seorang teman. Temannya membeli dari Puger, sentra ikan di Jember.