Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Tiga Atap Kelas MIN 1 Pasuruan Ambruk

Atap Gedung Sekolah Ambruk, Wakil Bupati Pasuruan KH Mujib Imron Langsung Datang ke MIN 1 Pasuruan

Wakil Bupati Pasuruan, KH Mujib Imron langsung mendatangi Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) I Pasuruan setelah mendengar ambruknya atap di tiga kelas.

Penulis: Galih Lintartika | Editor: Elma Gloria Stevani
TRIBUNJATIM.COM/GALIH LINTARTIKA
Tiga bangunan kelas di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) I Pasuruan di Desa Gununggangsir, Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan, Kamis (9/1/2020) siang ambruk. 

TRIBUNJATIM.COM, PASURUAN - Wakil Bupati Pasuruan, KH Mujib Imron langsung mendatangi Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) I Pasuruan di Desa Gununggangsir, Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan, setelah mendengar ambruknya atap di tiga kelas.

Didampingi sejumlah pejabat di lingkungan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pasuruan, Wabup melihat langsung kondisi terkini pasca ambruk.

Meski gerimis, semangat KH Mujib Imron untuk melihat kondisi tiga kelas ini pun tak surut.

Wakil Bupati Pasuruan, KH Mujib Imron menghimbau kejadian di MIN I Pasuruan ini diharapkan bisa dijadikan pelajaran untuk sekolah lain, agar bisa waspada, dan bisa mengantisipasinya lebih awal.

Pembunuhan Sadis Pria Asal Sampang di Dalam Mobil Berlatar Kisah Selingkuh Istri Pelaku dan Korban

Bertahan di Persebaya Surabaya, Irfan Jaya Naikkan Target : Ingin Bawa Bajul Ijo Juara

Wakil Bupati Pasuruan, KH Mujib Imron meminta Kepala Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) I Pasuruan, Abdul Mu'id untuk segera laporan ke Kementerian Agama agar diberi bantuan rehabilitasi atas bangunan sekolah ini.

Permintaan kedua yang disampaikan oleh KH Mujib Imron adalah Kepala Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) I Pasuruan, Abdul Mu'id  harus segera berkomunikasi dengan komite, dan ketiga, untuk semua sekolah maupun madrasah agar lebih waspada dalam menghadapi hal semacam ini, agar tidak memakan korban.

KRONOLOGI Ambruknya Tiga Atap Kelas di MIN 1 Pasuruan, Kepsek Sudah Curiga Sejak Dengar Suara Bruk

Modus Investasi Bodong PT Kam and Kam Raup 750 Miliar, Polda Jatim Dalami Tim IT Aplikasi MeMiles

Tiga bangunan kelas di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) I Pasuruan di Desa Gununggangsir, Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan, Kamis (9/1/2020) siang ambruk.
Tiga bangunan kelas di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) I Pasuruan di Desa Gununggangsir, Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan, Kamis (9/1/2020) siang ambruk. (TRIBUNJATIM.COM/GALIH LINTARTIKA)

"Kepala sekolah dan pengurus sekolah harus terus mengevaluasi gedung-gedungnya agar kegiatan belajar-mengajar lebih tenang, apalagi dalam musim hujan," kata KH Mujib Imron.

KH Mujib Imron meminta, Kementerian Agama baik tingkat Kabupaten, Kanwil hingga pusat bisa memprioritaskan kondisi ini.

Jika memang bisa, proses penanganan ini bisa dilakukan secara cepat.

"karena jika tidak cepat kasihan para siswa ini. Aktivitas belajarnya terhambat," urainya.

KH Mujib Imron berharap, semoga kejadian ini adalah kejadia untuk yang terakhir kalinya dan tidak ada kejadian lagi ke depannya.

Informasi sebelumnya, Kepala Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) I Pasuruan di Desa Gununggangsir, Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan, Abdul Mu'id mengaku, sebelum kejadian ambruknya tiga atap kelas ini, pihak sekolah sudah takut dan khawatir.

Abdul Mu'id mengatakan, tiga kelas yang terdiri dari kelas II C, II D, III ini sudah dikosongkan sejak 20 Desember 2019.

Alasannya, karena pihak sekolah menilai ada yang tidak beres dengan bangunan ini.

Kepala Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) I Pasuruan menyebutkan, tiga kelas ini dibangun pada tahun 1996 dan tidak pernah direnovasi sama sekali, kecuali pengecatan yang sudah dilakukan beberapa kali.

"Saat itu kami melihat ada plafon yang retak. kami khawatir dan takut, makanya kami pindahkan anak-anak di kelas lain, dan gazebo yang ada untuk aktivitas belajar mengajar," kata Abdul Mu'id.
Sejak saat itu, kelas sudah kosong.

Tetap Berseragam Persebaya, Irfan Jaya Akui Dapat Banyak Tekanan Usai Batal Gabung PSM Makassar

Edarkan Sabu, Kakek 62 Tahun Ditangkap Polisi, Kamar Kos di Surabaya Jadi Lokasi Transaksi

Kondisi atap bangunan MIN 1 Pasuruan yang ambruk rata. Tiga kelas sudah dikosongkan sejak Desember 2019 lalu, Kamis (9/1/2020).
Kondisi atap bangunan MIN 1 Pasuruan yang ambruk rata. Tiga kelas sudah dikosongkan sejak Desember 2019 lalu, Kamis (9/1/2020). (SURYA/GALIH LINTARTIKA)

Adapun pada tanggal 21 Desember 2019, anak-anak sudah libur sekolah pasca ujian semester.

Kemudian, pada tanggal 2 Januari 2020, anak-anak sudah tidak belajar di kelas itu.

"Anak - anak sudah pindah di kelas yang baru dibangun. Ada sebagian yang sudah dipindahkan ke gazebo belajar mengajarnya," urai Abdul Mu'id.

Kepala Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) I Pasuruan juga menegaskan, pihak sekolah sudah mewanti-wanti atau memperingatkan anak didik untuk tidak bermain atau melakukan kegiatan apapun di dekat tiga kelas ini.

"Kami juga pasang tali rafia di area tiga kelas ini. Tali rafia itu sebagai tanda bahwa tiga kelas sudah tidak digunakan dan siapapun dilarang mendekat ke sana," jelasnya.

Menurut Abdul Mu'id, setelah liburan, plafon di masing - masing kelas ini ambrol atau jatuh ke lantai.

Di sisi lain, banyak rayap kayu di atas plafon yang jatuh itu.

Meski Sudah Rekrut Patrich Wanggai, Persebaya Masih Cari Striker Muda Potensial

Antisipasi Penyakit DBD dan Leptospirosis, Dinkes Kota Surabaya Imbau Warga Galakkan 3 M

Wakil Bupati Pasuruan KH Mujib Imron langsung mendatangi Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) I Pasuruan di Desa Gununggangsir, Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan, setelah mendengar ambruknya atap di tiga kelas MIN I Pasuruan ini.
Wakil Bupati Pasuruan KH Mujib Imron langsung mendatangi Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) I Pasuruan di Desa Gununggangsir, Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan, setelah mendengar ambruknya atap di tiga kelas MIN I Pasuruan ini. (TRIBUNJATIM.COM/GALIH LINTARTIKA)

Dugaan sekolah, kayu penyangga plafon dan atap kelas ini sudah lapuk karena faktor usia dan rayap yang ada.

"Sejak saat itu, kami rapat dengan komite dan pimpinan kami untuk segera merenovasi bangunan tiga kelas ini sebelum terjadi kejadian yang tidak diinginkan. Ternyata, rencana kami kalah cepat dengan takdir," jelasnya.

Menurut Abdul Mu'id, pihak sekolah sebelumnya sudah menggelar rapat bersama komite beberapa kali setelah memutuskan pengosongan tiga kelas.

Rapat itu membahas tentang bagaimana mendapatkan uang untuk pembangunan atau renovasi kembali tiga kelas yang sudah mulai usang.

"Kami semua sepakat untuk segera merenovasi tiga kelas itu. Bahkan kami juga sudah nekat, ada atau tidak ada uang kami akan mencari cara agar bangunan ini tidak membahayakan sekolah dan anak didik semuanya," tambahnya.

Begitu menemukan jalan, takdir berkata lain.

Abdul Mu'id mengaku, rencananya bersama komite ini kalah cepat dengan takdir.

Namun, Abdul Mu'id tetap bersyukur sebab tidak ada jatuh korban dalam peristiwa ini. (lih)

Neko Kepo Kafe Pertama di Surabaya untuk Kamu yang Cinta Kucing

Bertahan di Persebaya Surabaya, Irfan Jaya Naikkan Target : Ingin Bawa Bajul Ijo Juara

Kepala Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) I Pasuruan di Desa Gununggangsir, Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan, Abdul Mu'id, mengatakan tidak ada hujan atau angin sebelum ambruknya tiga atap kelas ini.
Kepala Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) I Pasuruan di Desa Gununggangsir, Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan, Abdul Mu'id, mengatakan tidak ada hujan atau angin sebelum ambruknya tiga atap kelas ini. (TRIBUNJATIM.COM/GALIH LINTARTIKA)
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved