Fakta Sebenarnya Putra Kiai Ponpes di Jombang Diduga Nodai Santriwati, Jubir Bantah 'Diplintir Ini'
Fakta sebenarnya putra kiai ponpes di Jombang diduga nodai santriwati. Jubir membantahnya.
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Arie Noer Rachmawati
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - MSAT (44) putra kiai pondok pesantren Ploso, Jombang terduga pelaku pencabulan santriwati membantah melakukan perbuatan tak senonoh itu.
Melalui juru bicara keluarga ponpes yang menjabat Sekjen DPP Organisasi Shidiqiyah, Ummul Choironi, mengklarifikasi semua tuduhan terhadap MSAT yang terlanjur dikemas oleh media pemberitaan hingga menjadi konsumsi publik.
Ummul menegaskan, dugaan perbuatan tak senonoh kepada santriwati, berinisal MN tidak pernah terjadi.
• Putra Kiai di Jombang yang Cabuli Santriwati Mangkir Dua Kali Panggilan Polda Jatim, Dijemput Paksa?
Cerita-cerita syur yang cenderung menuduh MSAT mencabuli MN santriwati asal Jateng bermula dari adanya open recruitment tenaga kesehatan yang dikelola oleh Organisasi Pemuda Shidiqiah (OPSHID).
Waktu itu, Opshid sedang mencari tenaga kesehatan yang siap dikirim untuk mengabdi pada masyarakat yang kurang beruntung di pelosok-pelosok daerah.
Lalu Opshid membuka kesempatan tersebut bagi segenap santriwan-santriwati yang sedang menuntut ilmu di ponpes tersebut.
MSAT yang menjadi guru pengajar di ponpes asuhan ayahnya itu turut menjadi interviewer dalam prosesi open recruitment tersebut.
MN yang katanya tertarik dengan program pengabdian di bidang kesehatan masyarakat turut mendaftar, lalu mengambil antrean laiknya para santri lainnya menunggu giliran wawancara.
"Opshid pusat punya program pelayanan kesehatan daerah terpencil dan pedesaan. Ini kan mereka adakan seleksi, seleksi untuk siapa dari Opshid dan anak anak santri yang mau mengikuti program ini," katanya saat ditemui awakmedia di Surabaya, Selasa (28/1/2020).
• Viral Siaran Langsung di IG, Diduga Putra Kiai Jombang Diskreditkan Polisi & Tepis Kasus Percabulan
Ummu melanjutkan, proses wawancara saat itu dibagi antara dua model, yakni secara berkelompok dan satu persatu.
Namun perlu diingat, proses wawancara itu berlangsung di lokasi terbuka, yakni di teras rumah yang masih berada di dalam area ponpes.
"Nah si MN ini ikut," jelasnya.
• Tak Hadiri Panggilan Polisi, Putra Kiai Tersangka Pencabulan Anak di Jombang Terancam Dijemput Paksa
Giliran waktu wawancara terhadap MN tiba, namun tak disangka ditengah proses wawancaranya, air mata MN berlinang.
Ia lantas curhat mengenai masalah pribadi yang berkaitan dengan orang spesial di dalam hidupnya, kepada MSAT yang dianggap sebagai gurunya.
"Dia dalam proses interview dan seleksi ini, dia curhat pada MSAT ini bahwa dirinya ini dinodai oleh pacarnya yang dulu," lanjut Ummu.
• RESPON MUI & Muhammadiyah Jombang pada Putra Kiai Cabuli Santriwati, Dukung Polisi Usut Tuntas Kasus
Dari cerita itu, Ummu menegaskan, tidak ada sama sekali unsur kontak fisik antara MSAT dan MN.
Apalagi di lokasi terbuka, disaksikan banyak santri, bagi Ummu, perbuatan tak senonoh itu mustahil dilakukannya MSAT.
Dan menganggap, ada pihak-pihak yang sengaja melintir informasi yang ada hingga menjatuhkan kredibilitas MSAT sebagai tenaga pengajar dan putra kiai ponpes.
• RESPON GP Ansor atas Kasus Putra Kiai Jombang Cabuli Santriwati: Tuntaskan Seadil-adilnya
"Diplintir-plintir informasi ini dengan kalimat sedemikian rupa hingga muncul di medsos juga di laporan polisi, itu seperti yang panjengan sudah baca, seolah-olah terjadi pencabulan gitu. Padahal sebenarnya tidak seperti itu," pungkasnya.
Bilamana fakta mengenai dugaan pelecehan seksual yang dialami MN adalah rekayasa karena diplintir-plintir.
Lalu bagaimana dengan keterangan MN yang sudah disampaikan pada pihak kepolisian bahwa dirinya merasa dinodai.
• Kasus Putra Kiai Terkenal Jombang Diduga Cabuli Santriwati di Bawah Umur Dilimpahkan ke Polda Jatim
Menanggapi pertanyaan ini, juru bicara MSAT, Nugroho Harijanto, malah berbalik bertanya, jikalau sejak awal dugaan pelecehan seksual itu adalah rekayasa dari oknum tertentu.
Mengapa MN mau mengikuti kebohongan itu dan mendiamkan kebenaran, bahwa pelecehan seksual terhadapnya; tak pernah terjadi.
"Sangkal, karena saya kira MN harus menanyai dirinya sendiri faktor apa yang dia inginkan gitu aja," lugas pria berpeci hitam itu.
Penulis: Luhur Pambudi
Editor: Arie Noer Rachmawati