Terpengaruh Isu Virus Corona, Harga Bawang Putih di Tulungagung Melonjak 2 Kali Lipat
Terpengaruh Isu Virus Corona, Harga Bawang Putih di Tulungagung Melonjak 2 Kali Lipat.
Penulis: David Yohanes | Editor: Sudarma Adi
Terpengaruh Isu Virus Corona, Harga Bawang Putih di Tulungagung Melonjak 2 Kali Lipat
TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Isu virus corona yang menyerang Tiongkok turut berpengaruh kepada harga komiditas bawang putih di Pasar Ngemplak Tulungagung.
Bumbu dapur ini rata-rata melonjak dua kali lipat, dari Rp 25.000 menjadi Rp 50.000.
Menurut salah satu pedagang di Pasar Grosir Buah dan Sayuran ini, Choirul (32), kenaikan harga ini sudah terjadi sekitar dua minggu.
• Kamar Kos Rp 30 Ribu per Jam di Tulungagung, Pemilik Sewakan Tempat untuk Pasangan Bukan Suami Istri
• Bisnis Tabu Pria Tulungagung, Sewakan Kamar untuk Pasangan Berbuat Dosa, Harga Bisa Naik 2 Kali
• Kelangkaan Masker Dimanfaatkan Penipu Online Tulungagung, Barang Tak Dikirim Seusai Uang Ditransfer
Kondisi ini karena pasokan bawang putih dari Tiongkok berkurang, seiring dengan isu wabah virus corona yang menyerang negeri tirai bambu itu.
“Pasokannya memang berkurang, mungkin karena sebagai salah satu antisipasi penyebaran virus corona,” ujar Ilung, panggilang akrabnya.
Karena lonjakan harga ini, minat beli masyarakat juga merosot.
Ilung mengaku, dalam kondisi normal dirinya bisa menjual 20-30 sak berisi 20 kilogram bawang putih.
Namun kini untuk menjual dua sak per hari pun sangat kesulitan.
“Padahal harga saya sudah murah, Rp 45.000 per kilogram. Yang lain sudah tembus Rp 50.000,” tuturnya.
Masih menurut Ilung, kondisi akan normal jika pasokan dari Tiongkok kembali pulih.
Namun Ilung memperkirakan, harga Rp 50.000 adalah harga paling mahal yang bisa ditoleransi masyarakat.
Jika harga tembus di atas Rp 50.000, maka masyarakat akan semakin berpikir untuk meninggalkan bawang putih.
“Kalau untuk pemakaian sehari-hari, sebenarnya bawang putih ini kan hanya sedikit porsinya di bumbu masak. Yang lebih banyak justru bawang merah,” ujar Ilung.
Slamet (60), seorang pedagang sayur di Pasar Pagi Ngunut yang kebetulan belanja di kios milik Ilung mengaku kesulitan menjual bawang putih.