Seikat Ubi Talas di Pasar Kolpajung Pamekasan Tembus Rp 120 Ribu, Pedagang Sambat Omzet Turun
Dopantau dari Pasar Kolpajung Pamekasan, ubi talas yang punya manfaat menurunkan berat badan ini harganya sedang meroket di Kabupaten Pamekasan.
Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Hefty Suud
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Kuswanto Ferdian
TRIBUNJATIM.COM, PAMEKASAN - Harga ubi talas di Kabupaten Pamekasan, Madura melambung.
Berdasar pantauan TribunJatim.com, ubi talas yang dijual di Pasar Kolpajung Pamekasan dibandrol seharga Rp 100 ribu hingga Rp 120 ribu per ikat, Jumat (7/2/2020).
Selain tingginya harga, pasokan ubi talas ke sejumlah pedagang di wilayah Kabupaten Pamekasan pun mulai berkurang.
• Kisah Pria Bongkar Kuburan Istri, Tak Rela Mati, Tidur Bareng Jasad Selama 16 Tahun, Simak Endingnya
Menurut sejumlah pedagang ubi talas eceran yang berjualan di Pasar Kolpajung Pamekasan, kurangnya pasokan ubi talas ini sudah berlangsung kurang lebih sejak satu bulan lalu.
Selain itu, mahalnya harga ubi talas tersebut akibat kebanyakan petani baru mulai menanam saat memasuki musim hujan.
Toha (43) pedagang ubi talas mengatakan, pihaknya kini agak kesulitan mencari Ubi Talas untuk dijual kembali.
• Awas! Polisi Bakal Rutin Gelar Razia Angkutan Barang Obesitas di Jalan Tol wilayah Jatim
Kalaupun ada, kata dia, biasanya sudah dalam harga tinggi.
Saat ini, menurut Toha, sebagian petani baru memasuki musim hujan ada yang menanam, namun belum saatnya dipanen.
Efeknya, kata dia, berimbas pada omzet penjualan.
Toha mengaku, biasanya 30 ikat ubi talas dagangannya habis dalam sehari.
• VIRAL Mobil Xenia Hantam Motor Vario di Jember, Penumpang Terpental ke Atap Warung, Lihat Endingnya
• Tahanan dari Rutan Sumenep Ini Sudah 6 Bulan Kabur, Petugas Sulit Ciduk Gegara Nyamar Topeng Wajah
Namun, kini dia hanya bisa menjual 7 hingga 10 ikat dalam sehari.
Selain itu, kata Toha, bulan lalu harga ubi talas dalam satu ikat hanya dijual sehari Rp 60 ribu saja, tapi kini harganya justru melonjak naik, yakni menjadi Rp 100 ribu hingga Rp 120 ribu.
“Turunnya omset penjualan memang sudah berlangsung sekitar satu bulanan, hanya sepi seperti ini beberapa minggu belakangan, harga mahal penjualan turun,” kata Toha sembari mengusap keringatnya.
Hal senada disampaikan pedagang lainnya, Rohemah dan Nur.
• Bawaslu Periksa Plt Bupati Sidoarjo Soal Adanya Poster di Medsos, Cak Nur: Tak Tahu Siapa yang Buat