Ketua Tim Penggerak PKK Jatim Arumi Bachsin: Jangan Maknai KB Sekadar Singkatan Keluarga Berencana
Arumi Bachsin Emil Dardak mengajak masyarakat Jawa Timur terutama kaum ibu-ibu untuk memaknai KB bukan hanya sekadar singkatan dari Keluarga Berencana
Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti | Editor: Elma Gloria Stevani
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Sofyan Arif Candra Sakti
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Ketua Tim Pengerak PKK Jawa Timur Arumi Bachsin Emil Dardak mengajak masyarakat Jawa Timur terutama kaum emak-emak untuk memaknai KB bukan hanya sekadar singkatan dari Keluarga Berencana.
Ketika masyarakat memaknai KB hanya sekadar singkatan Keluarga Berencana maka biasanya yang terpikir pertama kali oleh ibu-ibu adalah melulu alat kontrasepsi.
"Keluarga yang berencana atau rencanakanlah keluarga. Karena ini bukan masalah pemerintah mau mencampuri urusan rumah tangga, berapa jumlah anak, tetapi anak itu kan tanggung jawab seumur hidup yang dimiliki oleh orang tua itu akan sangat mempengaruhi sosialnya emosional nya ekonomi di dalam keluarga itu," ucap Arumi Bachsin, Minggu (9/2/2020).
• Miliki Persiapan Cukup, Rahmad Darmawan Sebut Madura United Siap Hadapi Piala Gubernur Jatim 2020
• Resmikan Kantor Baru di Graha Bukopin, AFC Life Science Japan Optimistis Gaet 250 Ribu Member
• Aksi Heroik Polres Tuban Kejar Komplotan Pencuri Hewan, Siapkan Barikade, Pelaku Terjebak Macet
• AFC Life Science Japan Tawarkan Produk Suplemen SOP100+, Cocok untuk Terapi Stemcell!
• Terapkan Sistem Budidaya Off Season, Petani Pamekasan Tanam Bawang Merah Saat Musim Hujan
• Lanny Kusuma Wardhani Ditetapkan Sebagai Tersangka Atas Insiden Lamborghini Terbakar di Surabaya
Untuk itu, istri dari Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak ini mengatakan ketika sosialiasi ke ibu-ibu, dirinya harus menjelaskan secara menyeluruh baik dari sisi kesehatan, emosional, ekonomi dan sebagainya.
"Ketika anaknya sudah besar kalau mencari pekerjaan susah, kalau misalnya penduduknya ini bertambah lapangan pekerjaan juga semakin sempit. Punya anaknya memang sekarang, tapi tanggung jawabnya seumur hidup, itu yang masyarakat harus mengerti," ucapnya.
Namun begitu, Arumi Bachsin optimistis seiring majunya pendidikan, dan teknologi, masyarakat terutama generasi milenial sudah merencanakan hal tersebut.
"Cuma memang ada beberapa kendala. Misalnya budaya yang belum berubah. Ada satu kecamatan yang usia muda sudah punya pacar tapi disuruh tinggal di rumah pacarnya. Karena kalau cepat mantu itu seperti naik derajat. Tapi itu kan tidak banyak," ucapnya.
Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti
Editor: Elma Gloria Stevani