Peringati Hari Orang Sakit Sedunia, Ratusan Pasien Lakukan Misa di Gereja SMTB Surabaya
Gereja Santa Maria Tak Bercela (SMTB) yang berlokasi di Jalan Ngagel Madya, Surabaya mulai didatangi ratusan orang untuk melakukan ibadah misa
Penulis: Mayang Essa | Editor: Yoni Iskandar
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Mayang Essa
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Gereja Santa Maria Tak Bercela (SMTB) yang berlokasi di Jalan Ngagel Madya, Surabaya mulai didatangi ratusan orang untuk melakukan ibadah misa pada Selasa petang (11/2/2020).
Mereka adalah para pasien rawat jalan dan rawat inap yang didampingi keluarganya dalam rangka memperingati Hari Orang Sakit Sedunia ke-28.
Dengan teratur, satu persatu para pasien memasuki gereja dengan alat medis seperti kursi roda, tongkat hingga tempat tidur bagi orang sakit yang diturunkan langsung dari mobil ambulance dengan dampingan keluarga.
Mereka tampak khidmat memanjatkan doa kesembuhan pada misa yang dipimpin oleh tiga Romo Gereja SMTB diantaranya, RD. Thomas Agustinus Wibowo, RD. Agustinus Pratisto Trinarso dan RD. Agustinus Eka Winarno.
Dalam Khutbahnya, beragam jenis penderitaan, mulai dari penderitaan penyakit yang tak tersembuhkan, penyakit psikologis, situasi yang membutuhkan rehabilitasi atau perawatan yang meringankan rasa sakit (paliatif), macam-macam disabilitas, penyakit anak-anak atau usia lanjut.
• Kecurigaan Warga di Sidoarjo Cium Bau Busuk, Saat Jendela Dicongkel Ketahuan Pria Ini Sudah Tewas
• Histeris Ibu di Nganjuk Lihat Anaknya Gantung Diri di Ruang Tamu, Korban Alami Gangguan Jiwa
Seringkali yang dibutuhkan para penderita ialah kehangatan manusiawi dan pendekatan secara pribadi.
“Bukan hanya penyembuhan tetapi juga kepedulian, yang mencakup pemulihan utuh,” ungkap Eka Winarno, Romo Kepala Paroki Gereja SMTB, Selasa (11/2/2020).
Tambahnya, makna tersebut berkesinambungan dengan tema yang diangkat pada peringatan Hari Orang Sakit Sedunia ke-28 ini. Yaitu dalam Matius 11:28 yang berbunyi “Marilah kepada-Ku, semua yang letih dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu”.
Peran gereja pada momen ini sebagai penyemangat untuk menjadi penginapan bagi orang sakit, tertindas dan miskin agar mendapatkan ketenangan hati, kesembuhan dan kenyamanan.
Romo Eka menyebut, jumlah pasien pada peringatan Hari Orang Sakit Sedunia mengalami peningkatan jumpah pasiennya.
“Tahun sebelumnya berjumlah sekitar 100 pasien, dan pada tahun ke-28 ini terdata sekitar 300 pasien dalam kondisi sakit dan lansia,” paparnya.
Perayaan Ekaristi Hari Orang Sakit Seduni menjadi momen yang ditunggu bagi sebagaian umat katolik.
Salah satunya Vina, warga Kertajaya yang merupakan keluarga pasien.
“Hari Orang Sakit Sedunia merupakan momen yang disambut sukacita bagi saya, karena bagi lansia atau orang yang sakit akan mendapatkan berkat secara langsung dari para Romo untuk kesembuhan,” ungkapnya.
Vina mangatakan, diadakannya gerakan peduli ini merupakan bentuk perhatian gereja yang tidak setiap minggu para pasien tidak mendapatkan Komuni.
Pelaksanaan peringatan Hari Orang Sakit Sedunia diawali dengan doa bersama yang selanjutnya dilakukan pendekatan.
Dimana para Romo akan memberikan pemberkatan kepada masing-masing pasien yang membutuhkan pengobatan.