Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Kisah Pilu Wanita Lamongan Hidup Sendiri di Gubuk 3 x 3 Meter, Sebelah Kandang Sapi, Hidupnya Miris

Puluhan tahun Siti Maimunah (37), warga Dusun Semapir Desa Sidomulyo Kecamatan Modo Lamongan hidup seorang diri mendiami gubuk tak layak huni.

Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM/HANIF MANSHURI
Aggota Polres Lamongan, Aipda Purnomo bertandang ke gubuk Siti Maimunah yang sudah puluhan tahun ditempati, Selasa (10/3/2020) 

Kisah Pilu Wanita Lamongan Hidup Sendiri di Gubuk 3 x 3 Meter, Sebelah Kandang Sapi, Hidupnya Miris

TRIBUNJATIM.COM, LAMONGAN - Puluhan tahun Siti Maimunah (37), warga Dusun Semapir Desa Sidomulyo Kecamatan Modo Lamongan Jawa Timur hidup seorang diri mendiami gubuk tak layak huni sebagai tempat tinggalnya selama ini.

Makanpun hanya mengharap belas kasihan dari kakaknya yang masih mau memperdulikannya, meski sama - sama hidup dalam kemiskinan.

Gubuk ukuran 3 meter x 3 meter yang bersebelahan dengan kandang sapi menjadi tempat abadi Maimunah selama ini. Bahkan tanpa ada penerangan lampu satupun dalam rumah tersebut.

Timpora Kabupaten Lamongan Sidak Pekerja Asing di Dua Perusahaan

Anak Durhaka, Pemuda di Lamongan ini Hajar Orang Tuanya dengan Kayu dan Batu

Sopir Asyik Telponan Sambil Menyetir, Mobil Elf di Lamongan Mendadak Oleng Lalu Nyemplung di Tambak

Sementara di kiri gubuk Maimunah, radius 2 meter menjadi tempat pembuangan tinja sapi. Selama itu pula, Maimunah tak pernah protes apalagi melawan dengan warga sekitar rumahnya.

"Lha tanah yang ditempati gubuk bu Maimunah itu juga bukan tanah sendiri," kata anggota Polres Lamongan Aipda Purnomo yang bertandang ke rumah Maimunah.

Di gubuk yang tidak layak huni tersebut, Maimunah juga tidak ditemani siapapun. "Bisa makan kalau dikirim kakaknya," kata Purnomo.

Tidak hanya berhenti disitu saja penderitaan yang dialami oleh Maimunah, saat hujan turun, air masuk dari atap rumah karene gentengnya berantakan.

Dan nyaris tidak ada perlindungan di dalam gubug ini karena keadaan gubug yang atapnya berlubang sehingga air hujan masuk.

Maimunah menempati gubug yang sempit ini di atas tanah yang bukan miliknya. Lahan yang di tempati saat ini milik pamannya, Mustajab, adik orang tua Maimunah.

Untuk makan dan minum Maimunah sepenuhnya hanya mengandalkan saudaranya tertua, Muntolib (60 ). Parahnya, Maimunah kini juga digerogoti penyakit yakni kencing manis.

Saat ditemui, Maimunah tidak banyak berkomunikasi. Ia banyak diam dan tak banyak merespon siapapun yang bertandang ke rumahnya.

Sejak lama menderita sakit kencing manis, namun karena keluarga tidak mampu sehingga tidak bisa membantu mengobatkan secara intens.

Celakanya, Maimunah tidak dapat pernah mendapat bantuan apapun dari pemerintah daerah karena tidak memiliki KTP. Minimal sebagai syarat administrasi untuk bisa terdaftar sebagai keluarga tidak mampu.

Salah satu tokoh pemuda Anas Tohir mengakui selama tidak ada tindak lanjut dari pemerintah, dan ia berharap agar segera dapat bantuan karena sudah puluhan tahun seolah dibiarkan tanpa ada upaya dari pihak terkait.

"Saya mohon dari pihak-pihak terkait untuk ikut membantu Mbak Siti agar dapat ikut memberikan pengobatan atas sakit yang diderita selama ini," kata Tohir pemuda desa.

Ia berharap juga ada uluran tangan dari para dermawan untuk membantu Maimunah , termasuk untuk memperbaiki tempat tinggalnya.

Penulis : Hanif Manshuri

Editor : Sudarma Adi

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved