China Kuak Rahasia Corona Akan Hilang Tak Tersisa, Titik Terang Covid-19, 1 Syarat Bagi Semua Negara
Seorang ahli di China akhirnya membawa berita baik untuk seluruh dunia dalam usaha melawan pandemi virus corona.
Penulis: Ignatia | Editor: Adi Sasono
Dengan demikian, kepatuhan warga bisa terlihat. "Pengurungan berhasil," kata Sharon Lewin, profesor kedokteran di Uiniversitas Melbourne.
"Dua pekan setelah Wuhan ditutup, yang merupakan masa inkubasi virus corona, jumlah (infeksi) mulai berkurang," jelas Lewin.
Social distancing ekstrem dan karantina mandiri sejak saat itu mulai diikuti oleh negara lain di Eropa, termasuk beberapa negara bagian AS.
Namun studi yang dipaparkan Imperial College London menunjukkan, strategi itu bisa berdampak pada ekonomi dan sosial. Jangan pendek maupun panjang.
Dalam penelitian yang dipublikasikan, tantangan utama dari cara ini adalah mereka harus dipertahankan setidaknya hingga vaksin siap dalam 18 bulan.
"Jika intervensi sampai dilonggarkan, maka tingkat penularan maka bakal kembali ke jalurnya," demikian studi dari Imperial College London.

2. Mobilisasi Massa
Pemerintah pusat bergerak cepat dengan mengerahkan 42.000 dokter dan perawat ke Hubei, untuk membantu tim medis setempat yang mulai kewalahan.
Pakar kesehatan dari Palang Merah China juga dikirimkan ke Italia, negara dengan tingkat kematian tertinggi karena Covid-19.
Keputusan Beijing untuk memberangkatkan tim medis itu bukannya tanpa korban, jika merujuk kepada angka kementerian kesehatan Maret.
Berdasarkan data tersebut, lebih dari 3.300 dokter dan perawat positif menderita Covid-19, dengan 13 di antaranya meninggal.
Selain itu, mereka juga melakukan sesuatu yang luar biasa.
Yakni membangun rumah sakit dalam rentang waktu dua pekan untuk menampung ribuan pasien.
Upaya otoritas pusat diperkuat dengan senjata propaganda yang diumumkan berkali-kali, di mana masyarakat diminta hidup higienis dan tinggal di rumah.

3. Masker dan pengecekan