Virus Corona di Mojokerto
PDP Warga Jakarta yang Meninggal di Mojokerto Dipastikan Negatif Covid-19, Ini Penjelasannya
Satuan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 memberikan konfirmasi resmi terkait PDP warga Jakarta yang meninggal di Kota Mojokerto.
Penulis: Mohammad Romadoni | Editor: Hefty Suud
TRIBUNJATIM.COM, MOJOKERTO - Satuan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 akhirnya memberikan konfirmasi resmi terkait seorang pasien dalam pengawasan (PDP) warga Jakarta yang meninggal di rumah swasta Kota Mojokerto.
Pernyataan secara resmi tersebut disampaikan oleh Juru Bicara Satuan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Christiana Indah Wahyu di Pemkot Mojokerto, Selasa (31/3/2020).
"Pasien tersebut tidak terkonfirmasi (*positif*) Corona melainkan ia meninggal karena memiliki riwayat hipertensi dan penyakit jantung koroner. Karena pasien tidak kooperatif, kami mengalami kesulitan untuk pemeriksaan swabnya," ujarnya dalam keterangan tertulis.
• Asyik Mancing di Sungai Sebelah Kuburan, Pria Blitar Lari Terbirit-birit, Sebabnya Bikin Heboh Warga
• Mulai Besok Jalan Raya Darmo dan Jalan Tunjungan Bakal Ditutup 2 Pekan, Hambat Covid-19 di Surabaya
Indah sekaligus Kepala Dinas Kesehatan Kota Mojokerto mengatakan pasien PDP Nomor 05 ini masuk pendataan yang bersangkutan datang dari Jakarta pada 21 Maret 2020 untuk mengunjungi keluarganya di Kota Mojokerto.
Setibanya di Kota Mojokerto, pasien 05 sebelumnya telah mengalami sakit dengan gejala batuk, mual, muntah, sakit kepala dengan suhu tubuh 37,8 derajat celsius.
Lanjut dia, pada tanggal 23 Maret, pasien ini mengalami sakit lagi dengan keluhan mual dan keringat dingin.
• 115 Ruas Jalan di Jatim Bakal Ditutup, Maksimalkan Physical Distancing untuk Tekan Angka Covid-19
• 3,88 Juta Pekerja Terdampak Covid-19, Pemprov Jatim Mulai Salurkan Bantuan kepada Masyarakat
"Saat itu, pasien dilakukan pemeriksaan laboratorium dan Rontgen dengan hasil, trombosit turun, leukosit turun. Sedangkan dari hasil Rontgen, tidak ada gambaran infiltrat. Yang kemudian dirujuk ke rumah sakit swasta dengan diagnosa demam berdarah," jelasnya.
Ditambahkannya, pasien PDP 05 masuk ke IGD rumah sakit pada Senin 23 Maret 2020.
Petugas melakukan Anamnesis dan pasien tidak berkata jujur jika ia merupakan warga Jakarta yang sedang berkunjung ke daerah.
Selama pasien di rawat di rumah sakit baru diketahui dari hasil Rontgen jika di dalam paru - parunya terdapat infiltrat.
• Gabungnya Dua Pemain Asing Baru Diyakini Kapten Persela Bisa Bawa Kebangkitan Laskar Joko Tingkir
"Setelah Dianamnesa ulang pasien baru jujur riwayat tinggal di Jakarta sebelum datang ke Mojokerto, pada 27 Maret pasien dipindahkan ke ruang isolasi. Setelah itu pada 28 Maret, karena paru semakin memburuk kami berupaya mencari rumah sakit rujukan di Surabaya, Sidoarjo dan Kabupaten Mojokerto, tapi semuanya penuh," ungkapnya.
Masih kata Indah, pada hari yang sama saat pihak rumah sakit akan melakukan pengambilan Swab, pasien PDP 05 menolak dengan tegas dan tidak kooperatif kepada petugas medis.
Padahal dari hasil Rapid Rest Covid-19, pasien PDP 05 memiliki hasil strip dua samar-samar.
"Saat kami lakukan pemeriksaan sesuai standard PDP, pasien tidak kooperatif dan menolak," celetuknya.
Ditambahkannya, pasien PDP 05 mengalami penurunan kondisi dengan saturasi oksigen menurun pada 29 Maret. Pasien PDP tersebut meninggal dunia pukul 24.00 WIB 30 Maret.
"Hari ini di makamkan di Trowulan, tentunya, pemulangan jenazah sesuai dengan ketentuan pemakaman seperti pasien positif Covid-19," terangnya.
Penulis: Mohammad Romadoni
Editor: Heftys Suud