Kisah Dokter Madura Tangani Pasien Corona di RS, Rasa Khawatir Mencuat, Habiskan 10 Hazmat Sehari
Banyak cerita suka dan duka dari petugas medis selama bertugas di tengah pandemi Covid-19 akibat virus corona.
Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNMADURA.CO, PAMEKASAN - Banyak cerita suka dan duka dari petugas medis selama bertugas di tengah pandemi Covid-19 akibat virus corona.
Mereka merupakan garda terdepan dalam screening dan penanganan pasien terkait virus corona.
Petugas medis itu adalah dr Syaiful Hidayat salah satunya.
• Satlantas Polres Pamekasan Beri Bantuan APD & Vitamin pada Petugas Medis RSUD dr Slamet Martodirdjo
• UPDATE CORONA di Pamekasan Selasa 7 April, Jumlah ODR Bertambah, ODP Menurun Jadi 187 Orang
Dia adalah Ketua Penanggulangan Covid-19 di RSUD dr H Slamet Martodirdjo Pamekasan, Madura.
dr Syaiful Hidayat mengisahkan hari-hari yang dilaluinya selama menangani pasien yang datang ke RSUD Pamekasan yang diduga terinfeksi virus Corona asal Wuhan, China tersebut.
Beberapa kali dia mengaku menemukan pasien yang tidak jujur dengan kondisi tubuhnya.
Hal ini kata dia menjadi hambatan untuk para dokter dalam mengambil langkah selanjutnya.
Menurut Syaiful, beberapa pasien mengaku hanya mengalami gejala batuk dan pilek saat ditanya keluhan yang dirasakan.
Mereka juga mengaku tidak pernah merasakan sesak napas.
"Itu yang membuat kami ekstra hati-hati mendiagnosa pasien. Meski begitu kami tetap konsultasikan dengan dokter spesialis," kata dr Syaiful Hidayat saat berbagi cerita dengan TribunJatim.com, Rabu (8/4/2020).
Syaiful Hidayat yang sehari-hari bertugas ekstra di ruangan Instalasi Gawat Darurat (IGD) di mana penanganan awal pasien ada di tangannya.
Setiap pasien yang datang ke ruangan tersebut, dia mengaku langsung melakukan screening dengan cara tatap muka dan memakai Alat Pelindung Diri (APD) baju Hazmat lengkap.
Terakhir, dia mengatakan mendapati pasien masuk kategori dalam pengawasan atau PDP lalu dinyatakan positif Covid-19, yang saat ini pasien tersebut masih dirawat di ruang isolasi RSUD Pamekasan.
Syaiful juga mengungkapkan, secara batin dirinya merasa sedikit was-was saat menangani pasien yang masuk sebagai PDP lalu dinyatakan Covid-19.
Sebab dia khawatir akan ikut tertular virus tersebut.