Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Virus Corona di Kota Batu

Menilai ada Kejanggalan, Dewan Batu Soroti Anggaran Thermal Gun Seharga Rp 7,6 Juta per Unit

Pimpinan DPRD Batu menilai, ada sesuatu yang janggal dalam rincian anggaran penanganan virus Corona di Kota Batu.

Penulis: Benni Indo | Editor: Dwi Prastika
TRIBUNJATIM.COM/BENNI INDO
Ketua DPRD Batu Asmadi menerangkan, dirinya mendapatkan laporan langsung dari Sekretaris Dewan (Sekwan) tentang anggaran. 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Benni Indo

TRIBUNJATIM.COM, KOTA BATU – Pimpinan DPRD Batu menilai, ada sesuatu yang janggal dalam rincian anggaran penanganan virus Corona atau Covid-19 di Kota Batu.

Satu di antaranya adalah adanya anggaran untuk pembelian tiga unit thermal gun seharga Rp 7,6 juta per unitnya.

Anggaran itu tercatat berada di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu dengan total Rp 22,8 juta.

“Tidak masuk akal. Dinkes juga mengadakan. Intinya ya harus dicek kebenarannya,” ujar Wakil Ketua 1 DPRD Batu, Nurochman, Selasa (28/4/2020).

Anggaran lain yang disoroti terkait rencana pembelian 10 ribu masker dengan harga per unitnya senilai Rp 8 ribu, totalnya ada Rp 80 juta.

Dewan Batu Desak Bantuan Sosial untuk Warga Terdampak Pandemi Covid-19 segera Dicairkan

DPRD Batu menyoroti anggaran masker karena belum ada realisasi hingga saat ini. Belum ada laporan dari eksekutif terkait pembagian masker.

Nurochman pun berharap agar eksekutif bisa transparan terhadap penggunaan anggaran.

Pasalnya, penggunaan anggaran di tengah pandemi seperti saat ini harus bijak dan tepat sasaran.

Ketua DPRD Batu, Asmadi, juga mengatakan, transparansi sangat penting agar DPRD Batu bisa melakukan tugasnya untuk mengawasi.

Ia juga mempertanyakan, tiga unit yang dianggarkan itu keperuntukannya untuk siapa.

Menurut Asmadi, pemesanan tiga unit belum ideal jika dimanfaatkan untuk kebutuhan masyarakat.

Informasi yang diperolah TribunJatim.com, laporan pembelian thermal gun sudah dilaporkan ke DPRD Batu.

Bersamaan dengan laporan tersebut, juga ada laporan sewa drone milik Universitas Muhammadiyah Malang.

Perketat Upaya Cegah Sebaran Covid-19, Pemkot Batu Tambah Pos Pemantauan di Bulan Ramadhan

Sewa drone ini dianggarkan untuk dua kali pemakaian dengan total anggaran Rp 36 juta. Sehingga dalam satu kali pemakaian anggarannya Rp 18 juta.

Pada pertemuan sebelumnya, laporan itu hanya berbentuk makro, tidak terperinci.

Dewan kemudian meminta agar eksekutif memberikan laporan penggunaan anggaran secara terperinci.

Sejatinya, Senin merupakan batas akhir bagi eksekutif memberikan laporan. Namun hingga Selasa (28/4/2020) siang, tidak ada laporan rincian yang datang ke DPRD Batu.

“Hari ini kami mengirim surat karena permintaan kami terkait laporan itu tidak dipenuhi. Sebelumnya kami dijanjikan mau diberikan rinciannya tapi sampai Selasa belum diberikan. Kami kirim surat kepada tim gugus,” ujar Asmadi.

Sumber Penularan Kasus Positif Covid-19 Batu Masih Misteri, Pasien Tak Kemana-mana, Keluarga Negatif

Tidak kalah penting yang menurut Asmadi perlu diperhatikan adalah penyaluran bantuan kepada warga.

Menurut Asmadi, sudah semestinya bantuan sosial disalurkan kepada warga saat ini.

“Kami tekankan bahwa saat ini bukan saatnya mendata. Masyarakat itu menanyakan kapan bantuan datang,” terangnya.

Bagi Asmadi, persoalan mendata seharusnya tidak berlarut-larut sehingga proses penyaluran bantuan sosial molor.

Sementara Wakil Ketua 2, Heli Suyanto, menegaskan akan memberikan teguran jika ditemukan hal-hal yang tidak sesuai.

Antisipasi Serbuan Pemudik saat Pandemi Covid-19, Pemkot Batu Siapkan 380 Ruangan Karantina Mandiri

“Prinsip di pimpinan untuk percepatan penanganan, jadi data harus segera selesai. Ini sudah bukan waktunya data, seharusnya sudah pendistribusian bantuan. Kalau ada yang kurang pas, kami tegur. Kepinginnya DPRD Batu cepat dibagikan,” terangnya.

Plt Kepala BPBD Batu, Agung Sedayu, menerangkan, pihaknya memang menganggarkan RP 6,7 juta per unit thermal gun.

Namun, ternyata, harga didapat adalah Rp 1,2 juta.

“Ya benar dianggaran kami harga satuan yang muncul di sistem penganggaran online satu alat seharga Rp 7,6 juta sehingga kami anggarkan pembelian 3 buah saja. Tapi realitanya kami dapat harga Rp 1,2 juta belum termasuk pajak sehingga kami dapat membelinya 15 buah dan barangnya datang semua,” kata Agung.

Editor: Dwi Prastika

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved