PGS Tutup Lagi, Taati PSBB Surabaya: Gak Ada Apotek dan Pedagang Sembako, Siapa yang Datang?

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Baru delapan hari kembali beroperasi, Pusat Grosir Surabaya (PGS) kembali menutup aktifitas pasar ini selama dua pekan.

Penutupan itu berbarengan dengan diberlakukannya PSBB Surabaya Raya, yang dimulai sejak Senin (28/4/2020).

Saat dikonfirmasi, Pengembang PGS Priyo Setiabudi mengatakan, pertimbangan penutupan mengacu pada Perwali pembatasan sosial berskala besar (PSBB) pasal 14.

• Tragedi Pernikahan 1 Bulan Wanita Cantik Dulu Viral, Pacaran 7 Tahun, Dihancurkan 2 Pelakor: Tertipu

• VIRAL Curhat Pilu Tenaga Medis Pejuang Corona Buat Jenderal TNI Nangis, Istri: Luar Biasa Perjuangan

Kata Priyo, dalam perwali PSBB pasal 14 pasar rakyat, toko swalayan berjenis minimarket, supermarket, hypermarket, perkulakan dan toko khusus baik yang berdiri sendiri maupun yang berada di pusat perbelanjaan atau toko/warung/warung kelontong diperbolehkan buka. 

"Di sini (PGS) gak ada apotek dan yang dagang sembako kalau dibuka siapa yang datang, penjual pakaian juga ndak boleh buka," kata dia saat dihubungi, Rabu (29/4/2020).

• Tak Hanya Sembako, Banyuwangi Juga Beri Paket Nutrisi Bumil dan Menyusui Terdampak Covid-19

• 3 Pemda Sepakat Ajukan PSBB Malang Raya, Begini Pendapat Versi Masing-masing Kepala Daerah

Selain mengacu aturan pada aturan tersebut, penutupan sementara juga salah satu langkah PGS dalam upaya memutus rantai penyebaran virus Corona ( Covid-19 ) agar tidak semakin menyebar.

"Ini juga menjadi kesadaran pihak PGS yang ingin mengurangi kumpulan banyak orang," ucap dia.

 "Agar cepat selesai virus Covid-19 di Surabaya. Jangan sampai PGS masih buka terus yang datang dari mana saja akibatnya distribusinya tambah luas. Saya takut itu. Oleh sebab itu kita jalankan apa yang diamanatkan dalam aturan PSBB," imbuhnya.

Penulis: Tony Hermawan

Editor: Heftys Suud