Virus Corona di Malang
Sutiaji Deg-degan Tunggu Hasil Rapid Test 22 Karyawan Sampoerna Malang: Alhamdulillah Non Reaktif
Wali Kota Malang, Sutiaji mengaku deg-degan menunggu hasil rapid test di Pabrik Rokok Sampoerna Malang.
Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: Arie Noer Rachmawati
Saat ini jumlah pekerja menjadi 1700 an. Sedang untuk angkutan umum yang membawa pekerja juga ada protokol kesehatannya.
Dengan diberi disinfektan, memakai masker dan hanya mengangkut enam orang pekerja.
"Sisanya kami dapat subsidi dari pabrik Sampoerna," jelas seorang sopir angkot.
• KRONOLOGI 17 Pegawai Pabrik Rokok Tulungagung Reaktif Corona, 1 Orang Sakit, Kesehariannya Terkuak
Setiap kali mengantar, untuk angkot Kota Malang dapat subsidi Rp 40.000. Sedang angdes arah ke timur Kabupaten Malang dapat subsidi Rp 45.000.
"Jika mengantar dua kali ya dapat Rp 80.000 sampai Rp 90.000," jelas sopir itu.
Dari pantauan TribunJatim.com, di luar area pabrik ada angkot biru dari Kota Malang dan angkot putih dari Kabupaten Malang.
• BREAKING NEWS: 17 Karyawan Pabrik Rokok di Tulungagung Reaktif Corona saat Rapid Test, Bermula 1 Hal
Mereka hanya membawa enam penumpang meninggalkan area parkir dekat pabrik.
Selain itu, perusahaan juga memberikan makanan tambahan seperti nampak disiapkan pada Senin di dekat area pabrik.
Dengan melihat adanya subsidi perusahaan pada angkot dengan membawa jumlah pekerja terbatas, maka ia menyatakan ada kearifan lokal dari perusahaan.
• 1 Syarat Virus Corona Bisa Dikatakan Berakhir Menurut WHO, Ahli Epidemiolog: Situasi Itu Tidak Mudah
Sehingga nanti jika diterapkan PSBB Malang Raya bisa menjadi masukan dari Pemkot Malang dalam pelaksanaannya.
Artinya tetap bisa ada mobilitas di area Malang Raya untuk warganya.
Namun yang dibatasi adalah yang dari luar kota.