Virus Corona di Surabaya
Warga Meninggal Masuk Daftar Penerima BLT Corona Rp 600 Ribu, LPMK Perak Utara: Tidak Boleh Terjadi
Jelang pencairan uang tunai untuk warga Surabaya terdampak Covid-19, data masih kacau. Warga sudah meninggal masuk daftar penerima bantuan.
Penulis: Nuraini Faiq | Editor: Hefty Suud
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Jelang pencarian bantuan langsung tunai (BLT) di Surabaya ,verifikasi data terus dilakukan. Apalagi saat ini banyak data penerima masih kacau.
Di Kelurahan Perak Utara, Kecamatan Pabean Cantian, sejumlah warga yang sudah meninggal masuk data masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Tidak hanya warga meninggal, warga yang sudah pindah alamat juga warga yang sudah mampu juga masih masuk dalam data MBR penerima bantuan sebagai warga terdampak virus Corona ( Covid-19 ).
• Baru Saja Kontak Intim sama Istri, Pria Pasuruan Ini Dievakuasi, Istrinya Ternyata Positif Covid-19
• Pemilik Rumah Besar di Surabaya Terima Sembako Bantuan Covid-19, DPRD: Warga Tak Mampu Jangan Lewat
"Idealnya ini tidak boleh terjadi. Saya berharap data MBR lebih akurat. Bukankah selama ini sistemnya sudah online," kata Ketua LPMK Perak Utara Mochammad Anwar, Jumat (8/5/2020).
Anwar menunjukkan warga di Kampung Kalimas Baru, tiga warga yang sudah meninggal masuk daftar penerima bantuan tunai sebagai keluarga penerima manfaat (KPM). Tepatnya di RT 03/RW 01.
• Pelatih Fisik Persebaya Pakai Alat Bantu Beda untuk Latihan Online Bersama Sore Ini: Biar Tak Bosan
• Dua Terdakwa Kasus Spamming Divonis 8 Bulan Bui, JPU Ajukan Banding: Masa Tahanan Kurang 7 Hari
Begitu juga di kampung tersebut ada dua warga yang sudah tidak tinggal di kampung itu masih masuk daftar. Bahkan yang bikin masyarakat jengkel menurut Anwar, ada warga yang sudah mampu masuk KPM.
Total PKM BLT yang masuk data MBR Kota Surabaya di Kelurahan Perak Utara sebanyak 285 KK.
Khusus di Kampung Kalimas Baru itu, tota penerima sesuai data MBR sebanyak 64 KK.
• Layanan Penerbangan di Bandara Juanda Kembali Buka, Penumpang Wajib Penuhi 5 Kriteria Ini
Saat ini, data tersebut sudah dipasang di setiap kelurahan. Petugas saat ini melalujab verifikasi. Konsekuensinya mereka hangus. Tidak bisa diberikan ahli waris.
Anwar menyatkan bahwa mestinya data yang kacau begini tidak perlu terjadi. S
ebelum sampai di kelurahan, data itu sudah sesuai agar tepat sasaran. Mestinya data meninggal dan pindah atau bahkan warga mampu bisa dialihkan ke warga yang membutuhkan.
"Persis di kampung saya sama. Warga meninggal, dobel penerima, dan pindah juga masuk data. Ini menjadi koreksi bersama," kata Anwar.
Data yang saat sampai di kelurahan adalah data penerima bantuan uang tunai selama tiga bulan ke depan.
Mereka akan diberikan ATM BNI untuk pencairan. Besarannya Rp 200.000 per bulan hingga tiga bulan ke depan.
Penulis: Nuraini Faiq
Editor: Heftys Suud