Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Virus Corona

Ketua PBNU Saifullah Yusuf Bahas Covid-19, Urai Soal Paradigma hingga 'Welcome To A New Normal'

Ketua PBNU Saifullah Yusuf bagikan pendapatnya terkait wabah virus Corona, mulai dari perlawanan, perubahan paradigma hingga Welcome To A New Normal !

Editor: Hefty Suud
TRIBUNJATIM.COM/BOBBY CONSTANTINE KOLOWAY
Saifullah Yusuf, Ketua PBNU, Wakil Gubernur Jawa Timur 2009-2019 dan Founder Area Wisata Halal Ngopibareng Pintu Langit. 

TRIBUNJATIM.COM - Serangan wabah Corona ( Covid-19 ) membuat semua bangsa di banyak negara jadi sibuk mencari jalan keluar. Tak terkecuali di Indonesia.

Menghadapi wabah ini, Saifullah Yusuf, Ketua PBNU memiliki pendapat pribadi. 

Sosok Wakil Gubernur Jawa Timur 2009-2019 ini berpendapat negara-negara yang sedang berjibaku melawan Covid-19 punya semangat sama : berhadap-hadapan secara langsung dengan virus yang awal kemunculannya, kini kembali diperdebatkan.

Corona dianggap musuh nyata, sehingga pendekatan yang digunakan adalah "senjata" yang sifatnya face to face , konfrontatif.

Banyak keputusan diambil sifatnya reaktif, sementara cara pandang tentang Corona belum sepenuhnya sesuai kenyataan.

Yang penting lawan, babat habis, tumpas dan enyahkan. Bak melawan hantu, kita hanya mampu membayangkan sosoknya, sesuai sudut pandang dan kebiasaan masing-masing bangsa.

Tidak ada yang dengan tepat dapat memastikan bagaimana figuritas Corona.

Tentu saja, kata Founder Area Wisata Halal Ngopibareng Pintu Langit itu banyak kesimpulan terkait Corona jadi sumir. Meyakini Corona sebagai musuh kasat mata adalah kesalahan pertama dan fatal yang terjadi di banyak negara.

Padahal, virus ini tidak "nyata" , dalam artian ; hingga kini belum ada ahli virus, mikrobiologi, epidemiologi, kesehatan dan kedokteran yang berhasil mendefinisikan makhluk ini secara tepat dan benar. Tak gampang kita membidiknya.

Perubahan Paradigma

Ia lihai. Bermutasi dengan cepat sebelum sempat terdeteksi. Terbukti, setelah sekian bulan energi banyak terkuras menghadapi Corona, kini paradigma yang disepakati dalam mengatasi dan menanggulangi persebarannya, mulai bergeser. Berubah dari hard ke soft approach .

Corona tak lagi diposisikan sebagai musuh yang dihadapi secara face to face . Meyakini bisa menumpasnya dalam waktu pendek, hanya ilusi.

Dalam beberapa bulan terakhir, manusia menghabiskan banyak modalitas hanya untuk mengatasi akibat yang ditimbulkan Corona.

Semua anggaran pemerintah di semua negara, prioritasnya dialihkan untuk pengadaan obat, penyiapan tenaga medis, rumah sakit dan segala sumber dayanya, atau penguburan ratusan ribu mayat.

Kehidupan diserang jantungnya. Resesi ekonomi jadi ancaman paling nyata. Jutaan orang sudah di-rumah-kan. Bahaya gejolak rakyat membayang di pelupuk mata.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved