Virus Corona di Kediri
Guru-guru di Kota Kediri Mulai Bersiap Mengajar di Era New Normal, Siapkan Teknik Edukatif
Di SDN Kaliombo, Kelurahan Kaliombo, Kota Kediri, para pengajar sudah masuk meski tidak penuh untuk mempersiapkan diri.
Penulis: Didik Mashudi | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Didik Mashudi
TRIBUNJATIM.COM, KEDIRI - Setiap jenjang sekolah di Kota Kediri memiliki cara sendiri untuk menerapkan protokol kesehatan menghadapi era new normal pandemi virus Corona atau Covid-19.
Saat ini, anak-anak masih menunggu kapan mulai bisa masuk sekolah.
Kabid Pendidikan Dasar, Dinas Pendidikan Kota Kediri, Ibnu Qoyim, menjelaskan, soal kapan masuk sekolah, masih menunggu pengumuman dari Kemendikbud.
"Setelah nanti diumumkan, kami akan konsultasi dengan Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 di Kota Kediri,” kata Ibnu Qoyim, Kamis (11/6/2020).
Terkait dengan persiapan new normal, Dinas Pendidikan Kota Kediri sedang membahas inovasi dan sistemnya untuk kemudian akan dikonsultasikan dengan Gugus Tugas.
Saat ini sedang memasuki masa kenaikan kelas dan bersiap penerimaan siswa baru secara online. Jadi relatif belum ada kegiatan.
• UPDATE CORONA di Kediri Kamis 11 Juni, Tren Kasus Positif Covid-19 Terus Naik, Total Kini 178 Orang
• Keputusan soal Kelanjutan Liga 1 2020 Belum Final, Persik Kediri Belum Tentukan Program Tim
Namun di sejumlah SD, para guru mulai berinisiatif sendiri mempersiapkan diri dari sekarang meski keputusan mulai masuk sekolah masih menunggu perkembangan.
Seperti di SDN Kaliombo, Kelurahan Kaliombo, para pengajar sudah masuk meski tidak penuh untuk mempersiapkan diri.

“Persiapannya ada dua hal besar, yaitu teknik edukatif dan persiapan fisik,” kata Kepala SDN Kaliombo, Sigit Hadirianto.
Persiapan fisik yang terlihat yaitu pengadaan tempat cuci tangan plus sabun dan juga hand sanitizer. Tempat cuci tangan di sekolah sudah ada di beberapa titik.
• Penuhi Kebutuhan Pasar, Pengusaha Kota Kediri Ajak Warga Terdampak Covid-19 Buat APD dan Face Shield
• Dipangkas Akibat Covid-19, Anggaran Proyek Fisik Kota Blitar Diusulkan Lagi di Perubahan APBD 2020
Hanya perlu menambahkan lebih banyak, sehingga anak-anak tidak perlu berdesakan untuk mencuci tangan.
Selain itu, juga disediakan hand sanitizer di pintu masuk kelas.
Persiapan teknik edukatif ini yang memerlukan persiapan lebih panjang. Pengalaman belajar di rumah selama pandemi merupakan awal dari adaptasi ini.
Pada dasarnya, prinsip edukasi memenuhi kecakapan tematik, kecakapan literasi, kecakapan karakter, dan live skill.
Materi ini yang perlu dijabarkan teknis mengajarkan pada saat new normal agar tersampaikan ke murid dengan protokol kesehatan.
• Jelang Tahun Ajaran Baru, 131 Kepala SD dan SMP di Kota Madiun Ikuti Rapid Test Covid-19, Hasilnya?
• Wacana Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Lokal di Malang Utara Masih dalam Pembahasan
“Kalau kemarin masih belum tertata karena memang darurat. Harapannya nanti ketika new normal, sudah lebih tertata,” tambah Sigit.
Awalnya mengadaptasi para guru untuk menyesuaikan cara mengajar sesuai dengan new normal.
Paling awal tentunya harus akrab dengan teknologi. Tak semua guru bisa cepat menyesuaikan diri.
“Ada dua sistem mengajar, luring dan daring (online). Kalau luring, guru juga harus membuat video agar meminimalkan berdekatan dengan siswa,” kata Sigit.
Jadi gambarannya, guru tetap bertatap muka di kelas hanya tetap menjaga jarak dengan siswa yang diajar.
• Gereja Kota Kediri Mulai Siapkan Peribadatan Era New Normal, Abdullah Abu Bakar Lakukan Peninjauan
Mengajar melalui pembuatan video sudah mulai dilakukan ketika siswa belajar di rumah.
Hanya masalahnya, tak semua siswa memiliki alat yang representatif dan internet sehingga memungkinkan untuk melakukan kegiatan belajar mengajar (KBM) online.
“Terpaksa, satu siswa yang tidak punya jaringan nebeng ke temannya atau tetangganya yang ada,” kata Sigit.
Sejauh ini awalnya lumayan lancar. Namun perlu evaluasi agar pelaksanaan ke depan lebih bagus.
Dia mengatakan, dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) new normal hal ini merupakan keniscayaan untuk dilakukan.
Editor: Dwi Prastika