New Normal, Pakar Pendidikan Unesa Menilai Kurikulum Transisi Harus Disiapkan di Sistem Pembelajaran
Sekitar lebih dari 28.900 pesantren dan sekolah berasrama di Indonesia yang perlu dipersiapkan dengan beragam kebijakan dalam tatanan baru.
Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Taufiqur Rohman
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Sulvi Sofiana
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Sekitar lebih dari 28.900 pesantren dan sekolah berasrama di Indonesia yang perlu dipersiapkan dengan beragam kebijakan dalam tatanan baru agar tidak menjadi titik penyebaran baru Covid-19.
Menurut pakar pendidikan Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Martadi perlu adanya standart of prosedure (SOP) protokol Covid-19 saat masuk kembali.
Selain itu, adanya pandemi akan mempengaruhi jumlah siswa yang akan memilih untuk sistem pendidikan boarding school.
"Bisa jadi jumlahnya akan bergeser. Orangtua jika tidak yakin bisa jadi mereka memilih untuk berpikir lebih baik menyekolahkan anaknya. Akan tetapi saya yakin hal tersebut tidak akan mengurangi ponpes yang sudah settle," urainya.
• Tanggapi Keluhan Masyarakat di Medsos, Wakil Ketua DPRD Pasuruan dan Jajaran Sidak Tumpukan Sampah
• Rumah Persada Sukarno Gelar Haul Bung Karno ke-50: Diwarnai Pembacaan Sumpah Jatidiri Bangsa
Sehingga bagi ponpes yang belum siap, maka evaluasi diri perlu disiapkan.
Hal itu untuk memastikan apakah seluruh standar untuk menjamin berjalannya protokol Covid-19 di penuhi atau tidak.
Selain itu, juga harus disiapkan kurikulum transisi pesantren dan boarding school dalam tatanan baru.
Seperti bahan ajar, media pembelajaran dan modul sesuai pilihan media pembelajaran.
Terakhir yakni, menyusun model penilaian perkembangan belajar anak dirumah.
• Gelar Webinar, Komunitas Nol Sampah Surabaya Bagikan Tips Buat Pupuk Cair Organik
• Siap Melihat Gerhana Matahari Cincin Besok? Simak Tempat Terbaik Saksikan Fenomena Ini di Gresik
"Sebaiknya di ponpes atau boarding ini mengecek dirinya. Selain dari sisi protokol kesehatannya, juga sistem pendidikan yang akan diterapkan. Setiap point harus di cek kesiapannya. Kalau sudah siap, silahkan dibuka. Tapi kalau tidak, saya tidak menyarankan pembelajaran dibuka kembali. Karena saya khawatir akan ada klaster baru," jelasnya.
Ditambahkan Martadi, untuk sistem pendidikan baik boarding school atau pondok pesantren harus menyiapkan sistem shift untuk mengurangi jumlah siswa yang berlebih untuk menerapkan physical distancing.
Misalnya, jumlah ada 500 siswa, 250 didalam kelas sisanya di asrama.
"Yang diasrama ini akan belajar apa dan ini diputar. Karena itu sistem shift harus diatur betul," katanya.
Sedangkan dari sisi protokol kesehatan, Martadi menekankan jika pesantren harus mengadakan skrining bagi peserta didik atau santri yang baru datang.
• Pria Surabaya Ini Hanya Diam saat Polisi Dobrak Rumahnya, Masih Teler ketika Digelandang Polisi
• Bule Belgia Diam-diam Sembunyikan Sosis saat di Minimarket, Kabur Kepergok Pegawai, Lihat Endingnya