Heboh Banyak Ikan Mati Mengambang dan Busuk di Sungai di Blitar, Fakta Tercemar Dikuak: Ambil Sampel
Untuk kesekian kalinya, sungai Lemon, di Desa Tawangrejo, Kecamatan Binangun, Blitar diduga kembali tercemar.
Penulis: Imam Taufiq | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM, BLITAR - Untuk kesekian kalinya, Sungai Lemon, di Desa Tawangrejo, Kecamatan Binangun, Blitar, diduga kembali tercemar.
Itu ditandai dengan banyaknya ikan di sungai yang mati mendadak dan membusuk.
Bahkan, hingga Rabu (24/6) siang, masih banyak ikan yang mengambang. Tak pelak, air sungainya juga berubah jadi keruh dengan bau menyengat hidung.
• Bupati Rijanto Ikuti Webinar Kesiapan Pemkab Blitar Menyelenggarakan Pendidikan di Era New Normal
• DPC PKB Usung Henry Pradipta-Yasin Hermanto di Pilkada Blitar 2020, Pihak Internal Terancam Terbelah
• Lakukan Swab Mandiri untuk Persyaratan ke Jakarta, Sopir di Kota Blitar Dinyatakan Positif Covid-19
Baunya bukan seperti ikan membusuk melainkan seperti bau limbah.
"Nggak percaya ya ambil contoh dan dibau airnya. Baunya mirip tetes," ujar pria usia 38, yang rumahnya sebelah barat sungai itu.
Bahkan, yang dipersoalkan warga, bukan hanya sungai tercemar namun bau badek itu mengganggunya.
Terutama bagi warga yang beraktivitas di tegalannya, yang berada di dekat sungai.
"Banyaknya ikan yang mati itu diketahui warga, Selasa (23/6) sore kemarin. Warga gempar karena banyak busa mengambang dan bercampur ikan yang klenger (mabuk), lalu mati," ujarnya.
Karena yakin sungainya tercemar seperti kejadian dua kali pada setahun lalu, akhirnya warga melapor ke kades setempat, Fathul Rofik. Oleh kades, warga diajak mengeceknya.
"Semalam (kemarin), kami bersama warga mengecek dari atas jembatan dan memang banyak ikan yang mati. Selanjutnya, itu sudah kami laporkan ke kecamatan," tutur Fakhul.
Seringnya ikan di sungai mati mendadak itu, membuat warga heran. Sebab, itu terjadi sejak berdirinya pabrik yang di Desa Rejoso. Meski jaraknya sekitar 6 km dari pabrik itu, namun itu dilewati sungai hingga ke Desa Tawangrejo.
"Dulu-dulu yang nggak pernah ada kejadian seperti ini (ikan mati mendadak). Tapi, sejak ada pabrik itu, sudah tiga kali ini sungai ini sepertinya tercemar," papar pria berusia 28 tahun.
Anehnya, papar dia, kejadiannya itu selalu bersamaan dengan musim giling tebu. Tapi, kalau pabrik itu tak lagi melakukan aktivitas giling tebu, ya tak ada ikan mati di sungai.
"Kami minta agar pemkab itu tegas karena yang kena dampak itu, ya warga seperti ini," ujarnya yang mengaku kini warga tak bisa mencari ikan di sungai tersebut.
Kejadian seperti ini sudah tiga kali ini. Sebelumnya, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pemkab Blitar juga pernah menyatakan, bahwa sungai Lemon itu tercemar.