Begini Harapannya
Harapan Peserta yang Tak Bisa Ikut UTBK SBMPTN 2020 Unair Lantaran Hasil Rapid Test Diganti Reaktif
Daffa Dzaki tak bisa mengikuti UTBK SBMPTN 2020 setelah hasil rapid test virus Corona atau Covid-19 miliknya diganti reaktif.
Penulis: Tony Hermawan | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Tony Hermawan
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Daffa Dzaki tak bisa mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri ( UTBK SBMPTN 2020 ) setelah hasil rapid test virus Corona atau Covid-19 miliknya diganti reaktif.
Ia seharusnya mengikuti UTBK SBMPTN 2020 di Universitas Airlangga (Unair) Surabaya pada Selasa (7/7/2020).
Sebelumnya, hasil rapid test Daffa Dzaki yang semula nonreaktif mendadak diganti reaktif.
Hal itu tepat dilakukan saat dirinya akan memasuki ruang ujian.
Meski kecewa, menurutnya aturan tersebut baik diterapkan di tengah pandemi virus Corona seperti sekarang.
Namun yang menjadi masalah baginya, ketentuan tersebut terlalu mendadak diumumkan.
• Viral Hasil Rapid Test Peserta UTBK Unair Mendadak Jadi Reaktif saat akan Ujian, Begini Kronologinya
• Nilai Ekspor Ikan dari Jawa Timur Sempat Turun Dampak Pandemi Covid-19, Udang Justru Naik
"Mendadak banget ya Bu Risma ( Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini ) kan ngeluarin surat edaran Kamis, sedangkan Minggu sudah ada yang mulai ujian," kata Daffa Dzaki saat dihubungi, Rabu (8/7/2020).
Faktor mendadak inilah yang menurut Daffa Dzaki mengakibatkan pihak panitia pelaksana ujian kurang begitu siap saat menyediakan fasilitas rapid test bagi peserta UTBK.
Salah satunya seperti yang dia alami.
Seharusnya kata Daffa Dzaki, jika rapid test memang diwajibkan, sedari awal diumumkan sejak jauh-jauh hari. Dan pelaksanaannya dapat dilakukan secara gratis bagi semua peserta UTBK.
• 31 RS di Surabaya Raya Masuk One Gate Raferral System Jatim, Upaya Tekan Covid-19 di Sisi Hilir
"Sebenarnya gak masalah wajib rapid test, tapi pemerintah harusnya juga beri fasilitas gratis bagi semua peserta. Jangan hanya yang hanya punya Kartu Indonesia Pintar (KIP) atau Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Di situasi Covid-19 ini semua kan kena dampak. Banyak kan sekarang wali murid meski gak masuk MBR/KIP yang di-PHK, jadi mau sekolah susah harus mati-matian," ucapnya.
Daffa Dzaki berharap, ke depan tak ada lagi kejadian serupa yang menimpa peserta UTBK lain.
"Pokoknya pendidikan Indonesia harus lebih maju, kayak gini semoga gak kejadian lagi. Kalau banyak yang kayak saya takutnya banyak mental yang down, akhirnya gak bisa kuliah di negeri. Sedangkan swasta mahal," pungkasnya.
Sebelumnya, Daffa Dzaki membagikan keluhannya di media sosial terkait UTBK dan hasil rapid test virus Corona ( Covid-19 ).
• Hasil Rapid Test Covid-19 Mendadak Diganti Reaktif, Peserta UTBK Unair Surabaya Down dan Kebingungan
• Hari Kedua UTBK SBMPTN 2020, Jumlah Peserta Tak Hadir di Universitas Negeri Malang Meningkat
Daffa Dzaki mengaku batal mengikuti UTBK Unair karena hasil rapid test mendadak diganti reaktif.
Sebelumnya Daffa Dzaki mengakui hasil rapid testnya nonreaktif.
Dalam postingannya itu, Daffa Dzaki menandai akun Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, dan Unair Surabaya.
"Saya di Story udah nge-tag Bu Risma (Wali Kota Surabaya), sama Unair. Udah dilihat sama Unair tapi gak komentar apa-apa," kata Daffa Dzaki saat dihubungi, Selasa (7/7/2020).
Daffa Dzaki mengaku bingung lantaran tak ada arahan penanganan lebih lanjut setelah dinyatakan reaktif.
• Cara Unair Tangani Peserta UTBK yang Hasil Rapid Test-nya Reaktif, Total Ada 28 Peserta Reaktif
• 740 Calon Peserta UTBK SBMPTN Ikut Rapid Test Gratis di Surabaya, 49 Orang Dinyatakan Reaktif
"Sampai malam ini saya gak dapat arahan dari pihak manapun dari Unair atau Dinas Kesehatan Surabaya. Di Instagram padahal Unair juga sudah liat. Saya cek email juga gak ada pesan, saya juga udah telepon hotline tapi belum ada respons sama sekali," ungkapnya.
Selain itu, kata Daffa Dzaki, kejadian itu membuat dirinya down, padahal saat itu sudah merasa siap untuk mengikuti ujian.
"Ya reflek down mental saya. Seharusnya kalau memang ada yang salah, saya kan bisa dihubungi jam 9-10 pagi setelah rapid test yang semula nonreaktif keluar," tandasnya.
Editor: Dwi Prastika