Pria di Trenggalek ini Rintis Bisnis Produk Berbahan Kulit di Kampung Halaman
Wahid Bachrudin punya cita-cita yang besar untuk dunia perkulitan di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur.
Penulis: Aflahul Abidin | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, TRENGGALEK - Wahid Bachrudin punya cita-cita yang besar untuk dunia perkulitan di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur.
Ia ingin membuat produk lokal yang khas, meski kabupaten tempat ia tinggal yang punya jejak produk berbahan kulit seperti daerah lain.
Berbekal ilmu yang ia pelajari selama berkuliah di Akademi Teknologi Kulit Yogjakarta dan pengalaman bekerja di beberapa perusahaan pembuat produk berbahan kulit, Wahid mulai merintis usaha serupa.
"Dulu saya berkuliah di perkulitan. Setelah itu tiga tahun menimbah pengalaman di perusahaan, mulai pabrik kulit, pabrik sepatu, dan pabrik tas. Tahun 2017 saya kembali ke Trenggalek," kata Wahid kepada TribunJatim.com, Kamis (9/7/2020).
Pria itu menyulap salah satu ruang yang tersambung dengan rumahnya di Desa Bendorejo, Kecamatan Pogalan menjadi tempat produksi.
Di sana ada beberapa mesin jahit khusus kulit.
Sementara di depan ruang itu terpampang puluhan lembar kulit aneka motif.
Kabupaten Trenggalek tak memiliki sentra kerajinan berbahan kulit.
Ia mulai bisnis itu dengan mengajari orang-orang sekitar untuk belajar membuat sepatu berbahan kulit.
"Dari awal sampai sekarang, kendala lebih banyak soal DSM (Sumber Daya Manusia)," katanya kepada TribunJatim.com.
Awalnya, ia sempat mengajari banyak orang untuk belajar membuat kerajinan berbahan kulit, utamanya sepatu.
Tapi, antusiasme yang ia dapat sesuai harapan. Yang bertahan hingga kini hanya tiga orang. Mereka saban hari membantu Wahid untuk membuat pesanan-pesanan kerajinan yang masuk.
• VIRAL Orang Curhat Rasanya Punya Gaji Rp 100 Juta, Dulu Miskin, Kini Malah Ogah Pamer: Sakit Kepala
• Apa Wabah ‘Black Death’ yang Kini Muncul Lagi di China? Dulu Makan Jutaan Jiwa, Dunia Wajib Waspada
• Dicekal Sana-sini, Inul Daratista Dulu Punya Cicilan Seabrek, Kini Kaya Raya dan Singgung Karma Baik
Tiga tahun berjalan, bisnis Wahid boleh dibilang berkembang. Dari awalnya fokus ke produk sepatu, kini ia membuat banyak barang berbahan kulit. Mulai dari dompet, jaket, cindera mata, hingga aksesori.
Untung yang ia dapat dari usaha itu juga lumayan. Saban bulan, aku Wahid, bisnisnya bisa meraup untung belasan juta.
"Sekarang justru yang paling banyak pesanan selain sepatu. Yang sepatu hanya sekitar seperempatnya," kata Wahid.
Pesanan Wahid datang dari berbagai daerah. Terutama kota-kota metropolitan seperti Jakarta dan Surabaya.