Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Kisah Pilu Pemulung di Malang, Mencari Nafkah Saat Pandemi, Hingga Pernah Temukan Granat Sampai Emas

Berprofesi sebagai pemulung tidak menghentikan aktifitas Atim mengais sampah setiap hari Meski saat ini terjadi pandemi Covid-19.

Penulis: Erwin Wicaksono | Editor: Taufiqur Rohman
TRIBUNJATIM.COM/ERWIN WICAKSONO
Aktifitas para pemulung saat mengais sampah di TPA Talangagung, Kepanjen, Kabupaten Malang, Jumat (10/7/2020). 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Erwin Wicaksono

TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Atim sudah 25 tahun mengais rupiah dari profesinya sebagai pemulung.

Meski saat ini pandemi Covid-19 sedang melanda, nyatanya tidak menghentikan aktifitas Atim mengais sampah setiap hari di TPA Talangangung, Kepanjen, Kabupaten Malang.

"Gak takut ada corona, soalnya harus cari makan. Karena saat ini susah juga," ucap Atim saat mengais sampah botol plastik bersama suaminya di TPA Talangangung, Jumat (10/7/2020).

Atim merasa, wabah Corona turut mempengaruhi pendapatannya sebagai pemulung.

"Karena harga botol plastik biasanya Rp 4 ribu satu kilogram-nya, sekarang botol harganya cuma Rp 2 ribu per kilogram. Saya biasa menjualnya ke bank sampah," ucapnya sembari mengais sampah botol plastik.

Transformasi Sara Ali Khan Putri Kareena Kapoor, Dulu Gendut 100 Kilo, Penampilannya Kini Bak Dewi

Angka Kematian Pasien Covid-19 Kota Malang Lebih Tinggi dari Nasional

Wanita berusia 45 tahun itu berangkat mencari nafkah dari rumahnya di sekitar TPA Talangagung Kepanjen sedari pukul 7 pagi.

Lalu pulang menuju rumahnya pada pukul 4 sore.

"Sebelum wabah corona, dalam sehari bekerja berdua sama suami bisa dapat uang Rp 75 sampai Rp 100 ribu. Saat ini, saat ada wabah corona malah jarang-jarang," tutur Atim.

Perkuat Ketahanan Pangan Prajurit, Puspenerbal Ajak Khofifah Panen dan Tabur Benih Udang Vaname

Imigrasi Tanjung Perak Surabaya Lakukan Fogging Disinfektan, Tanggapi Pernyataan Resmi WHO

Selama bekerja sebagai pemulung, Atim tak bisa melupakan kenangannya saat menemukan granat ketika mengais botol di tumpukan sampah TPA Talangagung.

Peristiwa itu ia ingat terjadi pada tahun 2010 lalu.

"Saya kan gak tau ini benda apa lalu saya tanya ke warga sini ternyata granat," kenang Atim.

Menyadari granat tersebut adalah barang berbahaya, Atim mengatakan warga sekitar akhirnya melaporkannya ke pihak berwajib.

VIRAL Foto Yan Vellia & Saputri Ketemu, Gelagat Keduanya hingga Sikap Anak Didi Kempot, Gold Momen

Fraksi Gerindra Minta Panitia Seleksi Dirut Bank Jatim Transparan

"Granat itu kemudian sama warga dibawa ke kantor polisi," ujar Atim.

Selain menemukan granat, Atim juga tak bisa melupakan kenangan manis kala menemukan kalung emas dan uang Rp 100 ribu pada tumpukan sampah.

"Kalung emas sekali saja lalu saya jual. Juga uang seratus ribu," beber Atim.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved