Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Virus Corona di Malang

DAS Brantas Malang Tercemar Klorin Limbah Disinfektan, Ecoton Usul Pemerintah Bangun IPAL Komunal

DAS Brantas Malang tercemar klorin penggunaan disinfektan virus Corona. Peneliti Ecoton sarankan pemerintah bangun IPAL secara komunal: bahaya.

Penulis: Aminatus Sofya | Editor: Hefty Suud
ISTIMEWA/GOGON
Aktivis lingkungan Aktivis lingkungan dari Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton) melakukan pengujian mikroplastik dengan menyusuri sungai brantas yang ada di Kota Malang, Senin (20/7). 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Aminatus Sofya

TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Lembaga pemerhati lingkungan Ecological Observation and Wetlands Conservation ( Ecoton ) menyarankan pemangku kepentingan membangun Instalasi Pembuangan Air Limbah (IPAL) untuk mengatasi pencemaran klorin di daerah aliran sungai (DAS) Brantas Malang.

Pasalnya, penelitian mereka menunjukkan DAS Brantas Malang tercemar klorin karena penggunaan disinfektan selama masa pandemi virus Corona ( Covid-19 ).

“Disediakan IPAL secara komunal. Apalagi daerah bantaran itu cara pembuangannya itu langsung ya. Jadi belum ada tampungan gitu supaya tersentralisasi,” ucap peneliti Ecoton, Eka Clara Budiarti, saat dikonfirmasi, Kamis (23/7/2020).

Dukung Wacana Klub Wajib Mainkan 2 Pemain U-21, Pelatih Persik Siap Jaring Potensi Muda Asal Kediri

Penegakan Displin Lalu Lintas Via E-TLE Sudah Dimulai, Ada Tambahan Teguran Protokol Covid-19

Dia menambahkan pembangunan IPAL itu bisa mencegah warga membuang limbah disinfektan secara langsung ke sungai.

Penelitian Ecoton menyebut kadar klorin di DAS Brantas sebesar 0,15 part per million (ppm). Jumlah itu, lebih tinggi dari ketentuan pemerintah yakni 0,03 ppm.

“Jadi nanti pipa pembuangan di rumah tangga di gorong-gorong nanti akan diteruskan ke tempat pembuangan IPAL itu tadi,” katanya.

Gubernur Khofifah Minta Anak Jatim Semangat Raih Cita-cita di Masa Pandemi: Orang Tua Jangan Acuh

UPDATE Peringkat Negara Berdasarkan Jumlah Kasus Corona Terbanyak, Indonesia di Urutan 24

Clara mengungkapkan bahaya kadar klorin yang tinggi di aliran sungai bisa membahayakan ekosistem dan kesehatan.

Apabila manusia mengonsumsi ikan yang mengandung kadar klorin tinggi, bisa mengakibatkan penyakit seperti kanker kulit.

“Kalau kita konsumsi ikan dari sungai yang kadar klorinnya tentu bahaya. Bisa sampai kanker kulit,” ucap dia.

Siap Sukseskan Pilkada Serentak 2020, Kejati Jatim Bentuk Tim Optimasi Fungsi Sentra Gakkumdu

Selain mengukur kadar klorin, Ecoton turut memeriksa kandungan mikroplastik di DAS Brantas Malang. Penelitian mereka dilakukan pada 20 Juli lalu dengan mengambil sampel di Jodipan dan Kiduldalem.

“Tapi hasilnya belum bisa kami publikasikan,” katanya.

Clara berharap kandungan mikroplastik DAS Brantas di Malang tak seperti Surabaya.

Di Surabaya, kandungan mikroplastik cukup tinggi yakni 914 partikel/m3.

Jenis mikroplastik terbanyak adalah fiber yang berasal dari popok sekali pakai, laundry dan tekstil. Selain itu, ada pula dari remahan plastik seperti botol, sedotan dan kresek.

Penulis: Aminatus Sofya

Editor: Heftys Suud

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved