Virus Corona di Surabaya
Penyanyi Nangis di Kantor Wali Kota Risma, Kosong Job Jual Cincin Kawin Buat Makan: Kasihani Kami
Penyanyi Surabaya nangis di depan kantor Wali Kota Surabaya. Imbas Covid-19 tak ada job, suami dirumahkan: kami pontang-panting cari makan.
Penulis: Febrianto Ramadani | Editor: Hefty Suud
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Isak tangis mewarnai unjuk rasa yang digelar oleh Aliansi Pekerja Seni Surabaya di depan Balai Kota Surabaya, Rabu siang (12/8/2020).
Suasana haru menyelimuti aksi demo saat salah satu perwakilan penyanyi Surabaya menceritakan kehidupannya tidak dapat job manggung selama pandemi virus Corona ( Covid-19 ).
Sambil menangis terisak, keluhan itu disampaikan di depan ribuan lautan seniman Surabaya dan para petugas keamanan yang sedang berjaga-jaga di depan kantor Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini.
• Pemkab Malang Gratiskan Operasi Penderita Bibir Sumbing, Begini Syaratnya!
• Aksi Nekat 2 Wanita Lamongan Curi Sarang Walet di Tempat Kerjanya, Dipergoki Satpam saat Jam Pulang
"Mohon Bu Wali Kota, dengarkan suara hati kami. Cabut perwali nomor 23 sama 33. Kami pontang-panting cari makan," kata Desi saat melakukan orasi.
Usai menyampaikan orasinya, kepada awak media, Desi mengatakan, semua usaha telah ia lakukan agar bisa memenuhi kebutuhan pangan keluarganya sehari- hari.
"Cincin kawin sudah saya jual. Walaupun tidak sampai jutaan. Tapi cukup untuk makan setiap hari. Meskipun tidak tahu sampai kapan," ujarnya.
• UPDATE CORONA di Madiun Rabu 12 Agustus 2020, Ada Dua Warga Kota Madiun Terkonfirmasi Covid-19
• Banyak Pengendara Anak, Jembatan Ngujang 2 Tulungagung Jadi Perhatian Khusus Polisi
Desi menyebutkan, kondisi yang berat ini sudah dilalui selama 5 bulan. Ia juga menanggung kebutuhan sekolah 3 anaknya dengan mandiri. Lantaran, suaminya sebagai karyawan swasta telah dirumahkan.
"Padahal di bulan-bulan tahun kemarin, sebelum puasa dan setelah Lebaran, apalagi saat Idul Adha dan Hari Kemerdekaan biasanya banyak permintaan job nyanyi," ungkapnya.
Karena banyaknya agenda tersebut, lanjut Desi, ia sempat kewalahan menolak permintaan dari pelanggan. Bukan karena tidak bisa, melainkan tidak sanggup menerima semuanya.
"Kami nyanyinya di hajatan dari panggung ke panggung," imbuhnya.
Hal serupa juga diungkapkan oleh Reza, penyanyi sekaligus ibu dua bayi itu mengaku banyak sekali job permintaan yang mendadak dibatalkan oleh tuan rumah gegara pandemi.
"Karena tuan rumah takut kena sanksi akibat mengadakan kegiatan mengundang keramaian. Takut dipenjara. Kondisi itu mulai terasa pada sekitar 6 bulan yang lalu," ujarnya.
Dengan kondisi itu, ia berusaha menjual barang berharga dan perhiasannya agar kebutuhan rumah tangganya terpenuhi. Apalagi suaminya juga dirumahkan
Reza berharap, pemerintah bisa memberikan izin pelaksanaan kegiatan keramaian dalam bentuk seni dan hajatan.
"Tolong kasihani kami ibu. Nasib kami tergantung dari kebijakan Ku Wali Kota," pungkasnya.
Penulis: Febrianto Ramadani
Editor: Heftys Suud