Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Virus Corona di Tulungagung

Nangkula Park Tulungagung Meraup Untung Besar di Tengah Pandemi Covid-19, Di Luar Ekspektasi

Nangkula Park Tulungagung menawarkan taman bunga celosia yang tidak bisa tumbuh sempurna di sembarang tempat.

Penulis: David Yohanes | Editor: Dwi Prastika
TRIBUNJATIM.COM/DAVID YOHANES
Hamparan bunga celosia di Nangkula Park, Desa Kendalbulur, Kecamatan Boyolangu, Tulungagung, Senin (17/8/2020). 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, David Yohanes

TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Selama dua bulan, Nangkula Park di Desa Kendalbulur, Kecamatan Boyolangu, Tulungagung, telah dikunjungi 100.000 wisatawan.

Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) ini meraup keuntungan sebesar Rp 530 juta.

Pendapatan sebesar itu diperoleh selama operasional di masa pandemi virus Corona ( Covid-19 ).

Nangkula Park adalah wisata buatan yang dibuka pada 28 Juni 2020 lalu, saat masa pandemi masih berlangsung.

Menurut Kepala Desa Kendalbulur, Anang Mustofa, target awal pendapatan selama dua bulan itu sekitar Rp 300 juta.

“Ini sudah di luar ekspektasi kami. Ternyata pendapatannya bisa tembus Rp 530 juta selama dua bulan operasional,” ungkap Anang, Senin (17/8/2020).

Anak-anak dan Remaja Bondowoso Gelar Upacara HUT Kemerdekaan RI ke-75 di Lokasi Megalitikum

Pendapatan itu bersumber dari tiket, tempat parkir dan resto yang ada di dalam area taman wisata ini.

Tempat wisata buatan ini menawarkan taman bunga celosia yang tidak bisa tumbuh sempurna di sembarang tempat.

Hamparan bunga celosia yang didominasi warna merah menghiasi area di antara gazebo.

“Kami juga menawarkan banyak spot selfie, juga wahana permainan anak,” sambung Anang.

Masih menurut kades muda ini, daya tarik lainnya adalah tempat yang mudah dijangkau.

Tetap Gelar Lomba Agustusan, Karang Taruna Kendalbulur Tulungagung Batasi Perlombaan Gim Tradisional

Di saat demam sepeda, Nangkula Park juga menawarkan destinasi bagi para pesepeda.

Selain itu kuliner yang dijual juga sangat terjangkau, ditambah suasana persawahan yang alami.

“Tempat wisata selalu identik dengan harga makanan yang mahal. Tapi kami menjual dengan harga normal. Misalnya mi goreng dan nasi goreng jami jual Rp 10.000,” tutur Anang.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved