PJT I dan Mahasiswa akan Teliti Mikroplastik di Sungai Brantas Malang Raya Pada 2021
Perum Jasa Tirta I bahas masalah mikroplastik di Sungai Brantas bersama mahasiswa pemerhati lingkungan, Jumat (11/9/2020).
Penulis: Benni Indo | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, BATU - Perum Jasa Tirta I bahas masalah mikroplastik di Sungai Brantas bersama mahasiswa pemerhati lingkungan, Jumat (11/9/2020).
Persoalan ini menjadi perhatian serius Perum Jasa Tirta setelah sejumlah mahasiswa melaporkan adanya kandungan mikroplastik di Sungai Brantas kawasan Malang Raya.
Sungai Brantas merupakan salah satu sungai strategis yang keberadaannya memberikan pengaruh besar terhadap masyarakat Provinsi Jawa Timur. Panjang sungai mencapai 320 km serta luasan DAS hingga 12.000 km persegi.
Dirut Perum Jasa Tirta I, Raymond Valiant Ruritan mengapresiasi penelitian para mahasiswa sebagai kepedulian pada lingkungan Sungai Brantas.
"Tentunya masih ada hal-hal yang perlu disempurnakan dalam penelitian ini, namun sekali lagi ini sesuatu yang perlu dihargai," ujarnya kepada TribunJatim.com.
Sebagai kerjasama yang diharapkan bermanfaat bagi pelestarian air, PJT-1 akan mengundang para mahasiswa dari UIN Malang dan Surabaya menjadi mitra atau sahabat peneliti dalam penelitian mikroplastik di WS Brantas yang sedang direncanakan.
• Resmi, Indonesia Mundur dari Piala Thomas dan Uber 2020, Begini Alasannya
• 3 Bapaslon Pilkada di Jatim Positif Covid-19 Harus Karantina, KPU Pastikan Tahapan Sesuai Jadwal
• PJT I akan Ajak Mahasiswa Bahas Mikroplastik di Sungai Brantas
"Oleh karena ini merupakan upaya akademis, bukan advokasi, maka PJT-1 akan berkomunikasi langsung dengan komunitas peneliti ini, sehingga dapat efektif. Penelitian ini diharapkan bisa memberi 'baseline' informasi tentang kondisi mikroplastik di Sungai Brantas," katanya kepada TribunJatim.com.
Sungai Brantas menjadi tumpuan hampir 50% populasi penduduk Jawa Timur. Dari fakta di atas menjadikan banyak pihak yang menaruh perhatian pada kondisi Sungai Brantas.
Isu sampah mikroplastik telah mengemuka tidak hanya di Indonesia, namun telah menjadi isu global. Hal ini menarik minat beberapa peneliti muda untuk melakukan penelitian mandiri terkait kandungan mikroplastik di Sungai Brantas. Sejak Bulan Juli lalu, kelompok mahasiswa tersebut telah melakukan penelitian mikroplastik di beberapa titik sepanjang Sungai Brantas.
Menanggapi isu mikroplastik ini, Perum Jasa Tirta I sebagai BUMN Pengelola Wilayah Sungai Brantas merasa perlu melakukan pendalaman secara komprehensif. Salah satu pendekatan untuk memahami pengaruh mikroplastik adalah dengan melakukan penelitian dengan metode yang teruji dan memenuhi standar kaidah ilmiah sesuai panduan.
Pada diskusi tersebut dibahas juga terkait upaya pengelolaan kualitas air yang telah dilakukan oleh Perum Jasa Tirta I, mulai dari teknis pengambilan sampel air, metode uji analisis sampel pada laboratorium, hingga cara memonitor kondisi kualitas air sepanjang Brantas secara offline maupun online melalui sistem informasi kualitas air (SIKUALA). Diskusi dipimpin oleh Hermien Indraswari selaku Ahli Lingkungan dari Perum Jasa Tirta I dan berlangsung kurang lebih selama 120 menit.
Permasalahan mikroplastik baru saja mengemuka lebih kurang 2 tahun terakhir ini. Hingga saat ini, mikroplastik belum ditetapkan sebagai parameter dalam menentukan kriteria mutu air sungai sebagaimana diatur pada Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001.
Dari hasil penelitian yang akan dilakukan oleh Perum Jasa Tirta I nantinya diharapkan dapat memberikan gambaran tentang pengaruh mikroplastik dalam menentukan status mutu air sungai.
"Jika dari hasil penelitian diketahui adanya pengaruh yang signifikan, akan menjadi masukan kepada Pemerintah," ujar Hermien.
Penelitian ini direncanakan akan dilakukan awal 2021 dengan menggandeng para mahasiswa tim peneliti sebagai mitra serta sejumlah akademisi. Selepas diskusi, para Mahasiswa juga diperlihatkan ruang kendali yang dimiliki oleh PJT I.
Dari Command Center ini, dapat terpantau kondisi kuantitas maupun kualitas air sungai yang dikelola oleh PJT I. Selain itu, mahasiswa juga diajak melihat proses uji analisa sampel air di Laboratorium Lingkungan PJT I. Dari cara menyimpan sampel, metode pengujiannya, hingga dihasilkan nilai kualitas air sesuai parameter yang dipersyaratkan. (Benni Indo/Tribunjatim.com)