Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Jualan Geprek Sepi Imbas Covid-19, Pria Kediri Ini Banting Setir: Limbah Kayu Disulap Furnitur Mahal

Jualan ayam sepi imbas Covid-19. Lingga Satya Julang Sumargo asal Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri banting setir jadi perajin limbah kayu potong.

Penulis: Farid Mukarrom | Editor: Hefty Suud
SURYA/FARID MUKARROM
Lingga Satya Julang Sumargo, pemuda asal Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri menyulap limbah kayu jadi bernilai ekonomis. 

TRIBUNJATIM.COM, KEDIRI - Lingga Satya Julang Sumargo, pemuda asal Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri ini berhasil sulap lembaran kayu sisa potongan menjadi bahan bernilai tinggi.

Usaha Lingga Satya Julang Sumargo ini dimulai sejak awal masa pandemi virus Corona ( Covid-19 ).

Sebelumnya, Lingga panggilan akrabnya memiliki usaha warung makan Nasi Ayam Geprek.

Download Lagu MP3 Air Mata Perkawinan Mansyur S Lengkap Chord Gitar, Lirik Apa Arti Tangisanmu

Oktober, Pasar Malam di Pamekasan Bakal Kembali Buka, Bangkitkan Ekonomi di Tengah Pandemi

Namun sejak awal pandemi Covid-19, dia memutuskan untuk beralih usaha menjadi perajin kayu, karena jualan nasi ayam gepreknya sepi.

Berkurangnya daya beli masyarakat dan memiliki satu anak, mendorong Lingga berfikir untuk mencari jenis usaha lain.

Hingga suatu saat Lingga melihat adanya tumpukan kayu sisa potongan dari penggergajian, serta kayu bekas pallet, kemudian muncul ide untuk mengubah kayu bekas tersebut menjadi rak perlengkapan rias.

Dua Polisi Lumajang Dipecat, Sering Mangkir dari Tugas, Kapolres Beri Pesan Tegas

Aku Pintar Luncurkan AP Sekolah untuk Bantu Digitalisasi Proses KBM Jarak Jauh

Lungga berhasil menyulap lembaran kayu sisa potongan yang biasa dijadikan kayu bakar menjadi sebuah karya seni home dekor berupa, meja, kursi, rak, rias, hingga etalase kain untuk pameran.

Tidak disangka rak buatannya tersebut banyak dipesan oleh orang setelah mencoba dipasarkan melalui media sosial, dan grup WhatsApp, bahkan banyak pembeli yang memesan berbagai bentuk, mulai kursi geser, dan meja.

Tidak hanya itu, dengan memanfaatkan momen, banyaknya orang yang berburu bunga kemudian dimanfaatkan Lingga untuk membuat berbagai rak bunga sebagai hiasan didalam rumah.

Hasilnya sangat luar biasa, bahkan pesanan rak bunga tersebut, dapat menembus pasaran di wilayah Sumenep.

Lingga menuturkan, untuk bahan baku dirinya memilih limbah kayu kayu pinus, atau jati belanda bekas palet. Sehingga hasil dari produknya pun bagus.

”Karena selain di politur, dua jenis kayu tersebut jika diberi finishing bakar, maka akan terlihat serat kayunya, sehingga menambah nilai artistik benda tersebut”, katanya.

Saat ini penjualan hiasan dinding dan home dekor karya Lingga telah menembus pasaran Surabaya, Malang dan Tuban.

Sementara itu disinggung mengenai harga dari masing masing jenis produk memiliki harga yang bervariatif, tergantung model, seperti rak bunga dipatok dengan Rp100 ribu sampai Rp350 ribu, rak make up mulai harga Rp20 ribu hingga RP75 ribu, sementara untuk kursi sliding dengan harga Rp200 ribu hingga Rp 1 juta.

Kemudian dalam sebulan untuk hasil karya yang dihasilkan untuk rak bunga bisa mencapai 16 buah, 30 rak dinding, sementara untuk kursi dan meja hanya memproduksi berdasarkan pesanan, karena minimnya modal, pungkasnya.

Penulis: Farid Mukarrom

Editor: Heftys Suud

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved