Sulap Limbah Kayu Jadi Miniatur Truk, Pengerajin di Lumajang Raup Pundi-pundi Rupiah
Slamet Sugianto (32)warga Dusun Sumbermulyo, Desa Senduro, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Melalui keterampilan tangannya,
Penulis: Tony Hermawan | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, LUMAJANG -Siapa sangka, dari seonggokan kayu palet ternyata bisa disulap menjadi produk bernilai jual tinggi.
Seperti yang dilakukan Slamet Sugianto (32)warga Dusun Sumbermulyo, Desa Senduro, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Melalui keterampilan tangannya, limbah kayu palet disulap menjadi miniatur truk.
Pembuatan miniatur diawali dengan membuat pola. Lalu, kayu dipotong dengan ukuran yang diinginkan. Selanjutnya, dihaluskan dan rakit kayu menjadi truk yang mirip aslinya.
Ide melakoni kerajinan miniatur berawal ketika tiga tahun lalu, Slamet ingin membuatkan mainan untuk anaknya.
"Mulanya main-main ke kopdar komunitas pecinta miniatur truk. Tanya-tanya harga kok relatif mahal. Jadi saya punya inisiatif buat sendiri untuk anak saya di rumah," kata Slamet kepada TribunJatim.com, Sabtu (26/9/2020).
Tanpa disangka, buah kreatifitasnya malah dilirik oleh orang.
"Baru satu bulan jadi sudah ada yang nawar," ucapnya kepada TribunJatim.com.
• Ucapan Pertama Valentino Rossi Usai Resmi Gabung ke Petronas Yamaha SRT
• Golnya Dinobatkan yang Terbaik, Widodo C Putro: Bukti Bahwa Indonesia Bisa Bicara Banyak di Asia
• Kisah Mistis Suara Wanita Tertawa saat Pemakaman Protokol Covid-19 Malam Hari, Bikin Warga Merinding
Dari situlah dirinya membulatkan tekad untuk meraup pundi-pundi rupiah dengan membuat miniatur truk. Harga miniatur bervariatif, ini ditentukan tergantung tingkat kemiripan truk.
Kini hasil kerajinannya bisa dipasarkan hingga seluruh kota di Pulau Jawa, Sumatera dan Kalimantan.
"Harga kalau mentahan (miniatur truk yang belum diberi warna dan aksesoris) Rp 950 ribu, kalau finishing Rp 2,5-3 juta," ucapnya.
Namun pandemi virus corona, rupanya juga membuat penjualan truk miniaturnya lesu. Setidaknya, imbas pagebluk sekarang telah memangkas separoh lebih pendapatannya.
"Orderan sekarang menurun semenjak ada corona. Sebelumnya sebulan bisa jual sampai 30 miniatur, sekarang 15 paling banyak," ujarnya. (Tony /Tribunjatim.com)