Virus Corona di Kota Batu
Meski Masih Merugi Akibat Pandemi Covid-19, Wisata di Kota Batu Perlahan Bangkit
Kondisi usaha pariwisata di Kota Batu perlahan mulai bangkit di masa pandemi virus Corona, meskipun belum mendapat keuntungan.
Penulis: Benni Indo | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Benni Indo
TRIBUNJATIM.COM, KOTA BATU - Kondisi usaha pariwisata di Kota Batu perlahan mulai bangkit di masa pandemi virus Corona ( Covid-19 ), meskipun belum mendapat keuntungan.
Namun nilai kerugian yang dialami pelaku usaha pariwisata tidak lagi sedalam saat awal-awal pandemi merebak dan Kota Batu menerapkan pembatasan sosial berskala besar ( PSBB ).
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Batu, Sujud Hariadi memaparkan, dampak dibukanya kembali akses pariwisata ke Kota Batu telah membuat banyak wisatawan datang.
Namun, para wisatawan masih enggan untuk mengeluarkan banyak biaya.
Hal itu dianggap lumrah oleh Sujud Hariadi, karena kondisi perekonomian sedang lesu.
"Mereka memang datang ke Kota Batu, tapi tidak sampai mengeluarkan banyak biaya. Kita bisa lihat Alun-alun ramai karena mereka memilih liburan ke sana," ujar Direktur PT Selecta ini pada TribunJatim.com, Rabu (7/10/2020).
• Tak Turun ke Jalan, Buruh di Kota Batu Pilih Dialog dengan DPRD Terkait Omnibus Law UU Cipta Kerja
• Harga Tiket Masuk Warung Angkringan Jeruk Manis, Wisata Petik Buah Lumajang, Gratis Makan Sepuasnya
Sujud Hariadi menerangkan, Taman Rekreasi Selecta Kota Batu masih mengalami kerugian pada September lalu.
Kerugian tidak sebanyak pada Maret, April dan Mei.
Meskipun masih mengalami kerugian, manajemen Selecta tetap beroperasi.
Bahkan para karyawan di Selecta mendapatkan gaji penuh. Artinya, tidak ada lagi pemotongan gaji seperti yang terjadi pada awal pandemi atau PSBB.
"Saat ini kami menggaji penuh seluruh karyawan, namun tidak ada kerja lembur. Operasional Selecta berhenti pada pukul 17.00 WIB," ujarnya.
• Bencana Alam di Kota Batu Didominasi Angin Kencang dan Kebakaran Lahan, Begini Pemaparan BPBD
• Harga Tiket Masuk Jatim Park Group dan Jam Operasionalnya, dari Batu Secret Zoo hingga Museum Angkut
Selecta tetap beroperasi karena merasa memiliki tanggung jawab sosial terhadap karyawannya.
Jika perusahaan tidak beroperasi, maka keluarga karyawan akan terdampak.
Pariwisata Kota Batu juga terdampak akibat PSBB DKI Jakarta. Para wisatawan dari DKI Jakarta tertahan untuk datang ke Kota Batu. Sujud memprediksi dunia usaha pariwisata di Kota Batu dapat bernafas lega kembali ketika vaksin sudah efektif digunakan.

"Tapi semoga Oktober ini sudah tidak ada lagi PSBB. Setidaknya Oktober ini bisa lebih baik lagi kondisinya," katanya.
PHRI Kota Batu telah mengusulkan ke Pemkot Batu agar pajak dari sektor pariwisata kembali mendapat keringanan. Hal itu untuk menstabilkan perekonomian dari sektor pariwisata.
• Khawatir Merusak Kelestarian Sumber Air, Warga Malang Memprotes Pembangunan Perumahan Taman Tirta
• 555 Daya Tarik Wisata di Jatim Sudah Buka Kembali, Sebanyak 2,8 Juta Wisatawan Berkunjung
Target wisatawan ke Kota Batu ditargetkan bisa mencapai 2 juta pengunjung hingga akhir tahun 2020 ini. Target tersebut dinilai realistis di masa pandemi Covid-19. Sebelumnya, Pemerintah Kota Batu menargetkan 7 juta wisatawan di awal 2020 lalu.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Batu, Arief As Sidiq menjelaskan, sejak keran pariwisata dibuka pada Juli 2020 lalu, gelombang wisatawan mengalir ke Kota Batu. Angkanya terus naik seiring semakin banyaknya tempat wisata yang buka di Kota Batu.
“Ya memang target kami, bisa sampai 50 persen dari pengunjung normal. Tapi memang masih perlu dilakukan dukungan lebih lanjut. Sektor wisata alam, cukup lumayan didatangi wisatawan. Kami harap minimal 2 juta wisatawan sampai akhir tahun ini bisa tercapai,” ujarnya.
• PJs Wali Kota Sebut Temuan Situs Candi Gedog Bisa Jadi Industri Pariwisata Sejarah di Kota Blitar
Ketika hotel dan tempat wisata dibuka kembali, Pemkot Batu telah menyiapkan sarana dan prasarana termasuk edukasi protokol kesehatan. Sejumlah promosi juga dilakukan untuk menarik wisatawan datang ke Kota Batu.
“Prinsipnya, kami kerja maksimal, bagaimana mempromosikan ke seluruh warga masyarakat, baik lokal maupun internasional. Kami tentu akan terbuka menerima wisatawan, harapan kami fasilitas di pariwisata bisa melayani maksimal sesuai protokol kesehatan,” terangnya.
Arief menerangkan, saat ini telah masuk masa pemulihan. Masa pemulihan berlangsung sejak Juli hingga akhir tahun 2020. Sebelumnya, Kota Batu menjalani masa tanggap darurat sejak pertengahan Maret 2020. Semua hotel dan tujuan wisata tutup untuk menekan potensi penularan Covid-19.
Editor: Dwi Prastika