Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Bencana Alam di Kota Batu Didominasi Angin Kencang dan Kebakaran Lahan, Begini Pemaparan BPBD

Angin kencang dan kebakaran lahan mendominasi bencana alam di Kota Batu per September lalu. Begini rinciannya dari BPBD Kota Batu.

Penulis: Benni Indo | Editor: Hefty Suud
ISTIMEWA/BPBD Kota Batu
Petugas BPBD Kota Batu memadamkan api yang membakar lahan di kawasan Kota Batu. 

TRIBUNJATIM.COM, BATU – Angin kencang dan kebakaran lahan mendominasi bencana alam di Kota Batu per September lalu.

Eskalasinya meningkat dibanding pada Agustus di tahun yang sama.

Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu, Abdul Rochim mengatakan, pada Agustus lalu, hari tanpa hujan masuk dalam kriteria menengah yakni berkisar 10 hingga 20 hari.

56 Tempat Usaha di Jatim Ditutup Paksa Lewat Operasi Yustisi, Kasus Positif Covid-19 Melandai

Sinopsis Film The Transporter Refueled, Dibintangi Ed Skrein, Malam Ini di Trans TV Pukul 21.30 WIB

Sedangkan pada September lalu berkisar 1-5 hari meskipun kedua bulan tersebut tergolong dengan kondisi yang cerah.

"Artinya pada bulan Agustus lalu, cuaca cerah lebih panjang waktunya. Sehingga kejadian bencana jarang terjadi," katanya, Selasa (6/10/2020).

Pada Agustus lalu, kejadian angin kencang terjadi di Jl Abdul Gani Atas III, Kelurahan Ngaglik. Kejadian bencana alam dalam Agustus tercatat hanya sekali. Akibat peristiwa tersebut, pohon ceri dengan diameter 30 cm, tinggi 10 meter tumbang dan menutup jalan dan lalu lintas kendaraan.

Terlilit Utang, Pria Pengangguran Asal Ponorogo Jual Mobil Sewaan ke Trenggalek dan Tulungagung

Raffi Yakin Dirinya Subur, Optimis Buat Nagita Hamil Lagi, Kuak Masalah Utama di Ranjang: Capek

Sedangkan pada bulan September lalu, angin kencang terjadi sebanyak tiga kali. Paling parah terjadi pada 30 September lalu yang mengakibatkan pagar besi rusak ringan di SD Negeri 01 Sumberejo.

“Lalu pada 26 September di Jalan Imam Bonjol mengakibatkan atap rumah rusak sedang," imbuhnya.

Selain itu kebakaran lahan terjadi sebanyak dua kali pada September lalu.

Pada 28 September di Kawasan Perlindungan Sempadan Sungai - Petak 232 C, Kelurahan Ngaglik, yang membakar 1/4 hektare lahan dan pada 17 September 2020 Jl Ir Soekarno, Areng-Areng, Kelurahan Dadaprejo, yang membakar rumpun bambu.

“Sehingga membahayakan kabel listrik yang membentang di atasnya karena bisa saja ikut terbakar," katanya.

Selain itu kebakaran terjadi juga pada bangunan, yakni pada 21 September di Desa Giripurno.

Peristiwa ini mengakibatkan 28 ekor ayam Bangkok terpanggang.

Penyebab kebakaran diduga berasal dari tumpukan arang yang biasanya digunakan untuk membuat pakan ternak ayam pada malam hari.

Terakhir peristiwa kebakaran lahan yang terjadi pada 28 September di belakang Kusuma Agro.

Penulis: Benni Indo

Editor: Heftys Suud

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved