BPBD Kota Batu Antisipasi Angin Kencang dan Musim Penghujan
Memasuki pergantian musim dari kemarau ke penghujan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu bersiap antisipasi angin kencang.
Penulis: Benni Indo | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, BATU - Memasuki pergantian musim dari kemarau ke penghujan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu bersiap antisipasi angin kencang.
Berkaca pada tahun sebelumnya, angin kencang telah memporak-porandakan lahaan oertanian di kawasan Desa Sumber Brantas.
Kasi Penanggulangan Bencana dan Logistik BPBD Kota Batu Achmad Choirur Rochim menerangkan, segala persiapa telah diperhitungkan agar penanganan bisa dilaksanakan maksimal. Apalagi, saat ini juga ada badai La Nina.
“Soalnya dalam dua tahun terkahir, tiap memasuki pancaroba, Kota Batu selalu diterpa angin kencang. Pada 2018 di Februari dan 2019 di bulan Oktober,” ungkapnya, Selasa (13/10/2020).
Berdasarkan pantauan, rata-rata kecepatan angin di Kota Batu berkisar di angka 20 Km per jam. Sementara itu untuk antisipasi La Nina, BPBD bersama DPUPR telah melakukan sosialisasi untuk mengembalikan fungsi irigasi. Hal ini dikarenakan Kota Batu memiliki potensi banjir meskipun berada di dataran tinggi.
Baca juga: Mantan Puteri Indonesia 2014 Gandeng Komunitas Dirikan Sekolah Online Gratis di Surabaya
Baca juga: Nasib Nadya Kini Hamil saat Rizki DA Liburan Lupakan Masalah, Istri Ngidam Sendiri? Alhamdulilah
Baca juga: Dapat Jersey Cristiano Ronaldo, Wonderkid Prancis Eduardo Camavinga: Saya Tidak Akan Mencucinya
“Namun karakteristiknya beda. Kalau banjir di dataran rendah cenderung menggenang dan tidak merusak infrastruktur. Kalau Batu banjirnya mengalir dan bisa merusak infrastruktur yang ada,” terangnya kepada TribunJatim.com.
Musim penghujan di Kita Batu diprediksi dimai pada November dan ouncaknya terjadi pada Februari 2021.
Terpisah, Kabid SDA (Sumber Daya Air) DPUPR Kota Batu Suwoko menerangkan bahwa pihaknya memberian anggaran pada perawatan saluran irigasi sebanyak Rp 3,5 milyar pada tahun ini.
"Yang sudah terealisasi sekitar Rp 1,6 milyar. Lalu anggaran sempat direalokasikan pada penanganan covid dan dikembalikan lagi sehingga saat ini anggaran tersebut sedang kami maksimalkan,” ujarnya. (Benni Indo/Tribunjatim.com)