Info Sehat
Kenali Penyebab dan Gejala Diare Rotavirus Pada Anak, Mudah Menular Namun Dapat Dicegah
Rotavirus adalah virus yang sangat menular yang menyebabkan diare, paling umum terjadi pada bayi dan anak-anak.
Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Pipin Tri Anjani
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA – Rotavirus adalah virus yang sangat menular yang menyebabkan diare.
Ini adalah penyebab paling umum diare pada bayi dan anak-anak di seluruh dunia, yang mengakibatkan lebih dari 215.000 kematian setiap tahunnya.
Secara global, penyakit diare adalah penyakit mematikan kedua pada anak di bawah 5 tahun. Pada kasus diare akibat Rotavirus 30 hingga 50 persen pasien Rotavirus perlu dirawat inap di rumah sakit.
Vaccine Medical Director GlaxoSmithKline Indonesia (GSK), dr Deliana Permatasari, mengungkapkan 5 persen anak yang terinfeksi Rotavirus mengalami dehidrasi dan muntah-muntah berat.
"Kasus diare Rotavirus berat yang harus dirawat inap, seringkali terjadi pada anak dalam kelompok usia 0-36 bulan,”ungkap dr Deliana.
Baca juga: Inilah Daftar Makanan agar Jantung Sehat Serta Tips Cara Pengolahan yang Benar
Baca juga: 5 Komplikasi yang Harus Diwaspadai Penderita Diabetes, Hindari dengan 4 Langkah Gaya Hidup Sehat
Dalam beberapa kasus, anak-anak yang mengalami mual dan muntah yang berkepanjangan akan kesulitan mendapatkan rehidrasi oral di rumah sehingga berisiko menyebabkan kehilangan cairan tubuh yang berat.
Komplikasi lebih lanjut yang mungkin terjadi juga diantaranya kejang karena demam tinggi atau gangguan elektrolit, meningitis, syok hingga kemungkinan kematian.
"Rotavirus menular melalui makanan yang dimakan dan benda-benda terkontaminasi yang dimasukkan ke dalam mulut.,"paparnya.
Sedangkan masa inkubasi atau gejala virus ini antara satu hingga dua hari.
Seorang anak yang terinfeksi virus rotavirus mengalami tanda-tanda seperti diare selama lebih dari 24 jam, sering muntah, dan memiliki tinja hitam atau tinja yang mengandung darah atau nanah.
“Tanda lainnya adalah suhu tubuhnya mencapai 40 derajat Celcius atau lebih tinggi, tampak lesu, rewel, atau kesakitan. Selain itu, memiliki tanda atau gejala dehidrasi, termasuk mulut kering, menangis tanpa air mata, sulit/jarang buang air kecil, mengantuk yang tidak biasa atau tidak responsif,” tambahnya.
Baca juga: 5 Cara Alami Mengobati Asam Urat, Ramuannya Bisa Dibikin Sendiri di Rumah
Baca juga: 3 Pertolongan Pertama Jika Mengalami Gejala Diare, Minum Cairan yang Cukup
Pemberian ASI eksklusif, mencuci tangan, ketersediaan air bersih, sanitasi dan kebersihan dapat membantu mencegah penyakit rotavirus, namun belum maksimal.
Sebagian besar kasus infeksi Rotavirus terjadi sebelum anak berusia 1 tahun. Sebuah survei menunjukkan bahwa 92 persen bayi dengan infeksi Rotavirus dirawat di rumah sakit belum pernah divaksinasi dan mayoritas orangtua tidak mengetahui tentang vaksinasi Rotavirus.
Sayangnya terdapat batas usia untuk pemberian vaksin Rotavirus. Setelah melewati usia tersebut, si anak mungkin tidak lagi memenuhi syarat untuk vaksinasi Rotavirus.
"Vaksin Rotavirus diberikan secara oral, tidak disuntikkan, sehingga anak-anak tidak perlu takut menghadapi jarum suntik. Seperti pemberian vaksin lain, orangtua disarankan untuk berkonsultasi langsung dengan tenaga kesehatan profesional,"lanjutnya. (SURYA/Sulvi Sofiana)
Editor: Pipin Tri Anjani