Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Soal Air PDAM di Kota Malang Bau Minyak, Dirut Perumda Tugu Tirta Sebut Air Kecampuran Solar

Kejadian air PDAM bau minyak di Kota Malang menjadi sorotan hangat masyarakat Kota Malang. Warga pun banyak yang mengeluh di media sosial.

Penulis: Rifki Edgar | Editor: Dwi Prastika
ISTIMEWA/TRIBUNJATIM.COM
Ilustrasi air 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Rifki Edgar

TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Kejadian air PDAM bau minyak di Kota Malang menjadi sorotan hangat masyarakat Kota Malang.

Warga pun banyak yang menyampaikan keluhannya di media sosial. 

Dari catatan Perumda Tugu Tirta (dulu PDAM Kota Malang) sejumlah wilayah yang terdampak air berbau minyak tersebut berada di kawasan Borobudur Kota Malang dan sekitarnya.

Oleh karenanya, petugas Perumda Tugu Tirta kini sedang menyelidiki penyebab utama air yang diduga terkontaminasi minyak tersebut.

"Kalau diketahui ada kecampuran solar iya, tapi sumbernya itu dari mana kami belum menemukan. Yang kami dahulukan di pelayanan, kalau mencari sebabnya itu nanti setelah beres semua," ucap Direktur Utama Perumda Tugu Tirta, M Nor Muhlas, Kamis (12/11/2020).

Saat ini Perumda Tugu Tirta sedang melakukan penanganan untuk menghilangkan bau minyak tersebut.

Upaya yang dilakukan ialah dengan menguras tandon air yang ada di Wendit.

Baca juga: Warga Borobudur Kota Malang Keluhkan Air PDAM Bau Minyak: Kalau untuk Konsumsi Kami Takut

Baca juga: Detail Teknis Pengerjaan Proyek Kayutangan Heritage di Kota Malang: Dipercantik Lagi

"Ini sedang kita kuras. Perlu normalisasi untuk mengisi tandon-tandon itu, kita isi air. Sementara ini kita buang air dulu, kita kuras semua. Kurang lebih satu hari. Normalisasi juga sehari," ucapnya.

Meski demikian, estimasi waktu yang dilakukan saat normalisasi juga membutuhkan waktu yang agak lama.

Sebab, kata Muhlas, normalisasi agar nantinya benar-benar normal tidak bisa cepat.

"Untuk bisa normal itu saya kira tidak cepat. Air tidak seperti listrik, begitu disambung langsung nyala semua. Seperti itu logikanya," ucapnya.

Baca juga: Tanggulangi Pengangguran, DPRD Kabupaten Malang Serukan Permudah Izin Investor Tanamkan Modal

Baca juga: Respons TACB Kota Malang Soal Penemuan Rel Kereta Api Kuno Zaman Belanda di Kayutangan Heritage

Muhlas pun mengimbau kepada masyarakat saat proses normalisasi nanti, warga juga turut membersihkan jaringan air yang ada di dalam rumahnya.

Agar nantinya air yang sudah dinormalisasi tersebut tidak tercampur dengan air yang tercemar.

"Jaringan rumah itu pasti kalau tidak dibersihkan oleh yang punya rumah, berarti ada dampak. Artinya masih ada air yang bau. Jadi air harus dibuang dulu," ujarnya.

"Ketika nanti kami sudah mengalirkan air yang bersih, masyarakat juga membersihkan, supaya tidak tercampur air yang tercemar itu," tandasnya.

Editor: Dwi Prastika

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved