Belum Detail, Dewan Pertanyakan Pengelolaan Kayutangan Heritage Kota Malang Setelah Dibangun
Masih belum detail, dewan mempertanyakan terkait pengelolaan Kayutangan Heritage Kota Malang ke depan setelah selesai dibangun.
Penulis: Rifki Edgar | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Rifki Edgar
TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Pembangunan Koridor Kayutangan Heritage Kota Malang kini sudah memasuki progres pembangunan.
Proyek senilai Rp 23 miliar itu kini sedang berproses dan ditargetkan selesai pada akhir tahun 2020.
Jika dilihat dari proses pengerjaan, pembangunan lebih banyak fokus dalam membangun pedestrian jalan di kawasan Kayutangan tersebut.
Pemerintah Kota Malang pun ingin menjadikan Kayutangan sebagai kawasan Heritage. Yang harapannya nanti dapat memulihkan sektor perekonomian di kawasan tersebut.
Akan tetapi, masih banyak sejumlah persoalan yang hingga kini belum dapat dipahami oleh legislatif di DPRD Kota Malang.
Baca juga: Sebelum Pembobolan Masjidil Halal Malang, Warga Lihat 2 Orang Mencurigakan di Dekat Pagar Masjid
Baca juga: Jalur Trem Tua di Malang Kembali Muncul ke Permukaan Saat Pembongkaran Aspal di Kayutangan Heritage
Anggota DPRD Kota Malang, Arif Wahyudi mempertanyakan detail pengelolaan Kayutangan Heritage tersebut seperti apa. Agar nantinya, menjadi sebuah kejelasan ketika kawasan Kayutangan Heritage sudah selesai dibangun.
"Intinya kami tidak ingin jika sudah jadi, ada benturan dengan masyarakat. Jadi proses pengelolaan Kayutangan Heritage ke depan itu yang perlu didetailkan," ucapnya dalam rapat paripurna DPRD Kota Malang, Senin (16/11/2020).
Arif Wahyudi pun mengakui, dirinya banyak mendapatkan pertanyaan dari warga saat melakukan sidak dengan Komisi B DPRD Kota Malang.
Dikarenakan, banyak dari warga Kayutangan yang masih mempertanyakan potret ke depan Kayutangan Heritage yang diinginkan oleh Wali Kota Malang Sutiaji.
Baca juga: Respons Warga Terkait Rencana Penutupan Jalan di Kawasan Kayutangan Heritage Kota Malang
Baca juga: Ribuan Aremania Demo di Depan Balai Kota Malang Abaikan Protokol Kesehatan, Polisi Sebar Masker
"Maka kami mohon agar ada jawaban. Karena di lapangan hampir semua warga tidak tahu rencana ke depan seperti apa," ujar Arif Wahyudi.
"Yang satu katanya jawab kayak Malioboro. Jawaban kedua kayak di Dago Bandung, dan ketiga seperti di Jalan Braga Bandung. Artinya mereka tidak tahu dan padahal mereka yang akan dapat dampaknya," tandasnya.
Editor: Dwi Prastika