Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Dipecat Saat Baru Nikah, Pasutri Madiun Buka Usaha Keripik Debog Beromset Rp 30 Juta Sebulan

Dipecat saat baru menikah. Pasutri warga Kelurahan Sogaten, Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun buka usaha keripik debog beromset Rp 30 juta sebulan.

Penulis: Rahadian Bagus | Editor: Hefty Suud
SURYA/RAHADRIAN BAGUS
Roby Priya (23) dan istrinya Niswatul Khoiroh (22) sukses merintis usaha keripik debog beromset puluhan juta. 

TRIBUNJATIM.COM, MADIUN - Kreatifitas terkadang muncul ketika seseorang dalam kondisi terdesak.

Hal itu salah satunya dirasakan Roby Priya (23) dan istrinya, Niswatul Khoiroh (22).

Kehilangan pekerjaan akibat pandemi virus Corona ( Covid-19 ) membuat mereka sukses mendirikan usaha rumahan.

Perusahaan tempat mereka bekerja melakukan pengurangan karyawan akibat kondisi ekonomi.

Baca juga: Nahas Remaja di Purbalingga Tewas Tersambar Petir saat Asyik Dengarkan Musik, Sempat Peluk Temannya

Baca juga: UPDATE CORONA di Kota Madiun Rabu 18 November, Tiga Nakes Positif Covid-19, Tertular Rekan Kerja

Diceritakannya pada awak TribunJatim.com, Roby kehilangan pekerjaannya di PT IMS pada Juli lalu.

Sedang istrinya kehilangan pekerjaan di sebuah toko online, September.

Padahal, pasangan suami istri ini baru saja menikah pada Agustus 2020, lalu.

Terdesak kebutuhan ekonomi, keduanya mencoba merintis usaha keripik debog (batang) pisang, dan kini keduanya bisa meraup omset sekitar Rp 30 juta dalam sebulan.

"Pada bulan Juli saya di-PHK dari IMS, padahal Agustus saya menikah.  Jadi saya menikah itu dalam posisi menganggur, istri saya kerja di online shop, tapi juga dipecat September, kemarin," kata Roby saat ditemui di rumahnya di Jalan Puspowarno, no 32, Kelurahan Sogaten, Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun.

Setelah menganggur sekitar tiga bulan, Roby sempat mencoba berjualan bakso pentol. Namun,  usahanya berjualan bakso pentol hanya bertahan seminggu. 

Baca juga: Kalimat Menggelitik Adhietya di Klarifikasi Video Syur Mirip Gisel Versi Pakar, Dampak Fatal? Aduh

Baca juga: Mayat Bayi Gosong di Tepi Sungai Desa Sebanen Diduga Berumur Sehari: Tali Pusar Masih Menempel

"Sempat jualan bakso pentol, tapi cuma seminggu karena rugi terus. Modal 150 ribu, cuma dapat Rp 50 ribu hingga Rp 70 ribu per hari, jadi rugi. Saya stress, akhirnya  berhenti," kata anak ketiga dari tiga bersaudara ini.

Akhirnya, ia mencoba mengikuti pelatihan pengolahan debog pisang di Bojonegoro. Ia mendapat informasi dari ibu kandungnya yang tinggal di Bojonegoro.

"Setelah diberitahu ibu, saya berangkat ke Bojonegoro ikut pelatihan. Harusnya pelatihannya lima hari, tapi saya cuma ikut dua hari terakhir, Kamis dan Jumat," katanya.

Dalam kegiatan pelatihan tersebut, kata Roby, peserta diajari cara mengolah makanan berbahan debog pisang. Diantaranya, diolah menjadi menu sayur, dendeng, dan keripik.

"Saya milih fokus cara membuat keripik dari debog. Karena saya berpikir di Madiun belum ada yang bikin," katanya.

Setelah dua hari mempelajari cara membuat keripik debog pisang, Roby kembali ke Madiun dan mencobanya di rumah.

Berbekal modal uang tabungan yang hanya tinggal Rp 300 ribu, Roby melakukan eksperimen di rumahnya.

"Uang tabungan saya dan istri tinggal Rp 300 ribu, saya pakai buat beli bahan-bahan. Tepung, minyak, dan bumbu-bumbu. Debognya saya ambil dari pekarangan rumah saya," kata lulusan SMK PGRI Madiun ini.

Setelah tiga kali mencoba, akhirnya Roby berhasil membuat keripik debog yang bisa dimakan dan layak jual. 

"Pertama kali bikin, pahit rasanya nggak bisa dimakan. Saya buang satu toples. Setelah mencoba tiga kali baru berhasil," pungkasnya.

Setelah berhasil, Roby meminjam uang Rp 100 ribu kepada ayahnya untuk modal membeli bahan-bahan lagi. Ia kemudian mencoba memproduksi dan menjualnya ke warung-warung.

Usahanya tidak berjalan mulus, sejumlah warung yang ia datangi menolak untuk membeli lantaran tidak yakin bahwa keripik debog buatannya layak dimakan. Selain itu, keripik debognya juga belum mengantongi izin usaha.

"Selain karena masih awam, juga karena belum memiliki izin. Ada juga yang bilang, iki debog marai mendem, rasah dodolan koyo ngene iki," kata Roby.

Ia tak patah arang, malam harinya ia mencoba mempromosikan dagangannya di Facebook. Ia menyertakan foto dan keterangan mengenai dagangannya, dalam postingannya.

"Paginya banjir orderan. Sampai ratusan orang yang pesan. Pokoknya, pada saat itu, saya mikir bagaimana caranya supaya kripik saya bisa laku. Saya posting di Facebook," ujarnya.

Omset Rp 30 Juta Sebulan

Ternyata, banyak yang penasaran dan ingin mencoba keripik debog pisangnya. Pembelinya tidak hanya dari Madiun saja, namun juga berbagai daerah di Indonesia hingga ke luar negeri.

"Nggak cuma di Madiun, tapi ada juga dari Hongkong. Ini ada pesanan dari Hongkong, satu kwintal setiap minggu. Sudah delapan kali kirim. Ada juga dari Malaysia, dan Taiwan. Sebenarnya dari Arab juga ada yang tertarik, tapi susah mengirim ke sana," tuturnya.

Roby menjual keripik debog pisangnya dengan harga Rp 70 ribu per kilo. Sedangkan untuk kemasan 50 gram, ia jual dengan harga Rp 5 ribu, dan untuk kemasan 100 gram, ia jual Rp 10 ribu.

Dalam sehari, Roby dibantu tiga orang karyawannya, mampu memproduksi 20 kilogram keripik debog, dalam sehari. 

Keripik debognya memiliki lima varian rasa. Di antaranya, original, keju, balado, barbeque, dan ayam bawang. Ia melabeli atau memberi merk usaha kerik debognya dengan nama Master Kethebog. 

Cara Bikin Sangat Mudah

Untuk membuat keripik debog pisang sangatlah mudah. Pertama siapkan debog atau batang pisang jenis pisang kepok.

Selanjutnya, lapisan debog dilepas atau dikupas satu persatu. Selanjutnya, dipotong memanjang.

Setelah itu, buang lapisan kulit luar debog, kedua sisi. Kemudian, potong-potong lagi.

Debog pisang yang sudah dibersihkan kulitnya dan sudab dipotong-potong, direnam dalam air dicampur garam selama kurang lebih satu jam. Potongan debog tadi akan berubah warna menjadi coklat.

Setelah itu, buang air garam, dan tiriskan. Selanjutnya, potongan debog, dibaluri dengan tepung yang sudah diberi bumbu, lalu digoreng dalam minyak panas.

Setelah digoreng, selanjutnya dimasukan ke dalam alat peniris minyak agar debog yang sudah digoreng tidak berminyak. Dan terakhir, tinggal ditambahi bubuk rasa, sesuai selera. 

Penulis: Rahadian Bagus

Editor: Heftys Suud

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved