Cobain Brem Daun Kelor Madiun, Tinggi Antioksidan, Rasanya Unik Mirip Green Tea: Ada Sedikit Paitnya
Produsen brem di Desa Kaliabu, Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun ciptakan varian brem daun kelor. rasanya unik mirip green tea: ada sedikit paitnya.
Penulis: Rahadian Bagus | Editor: Hefty Suud
Dia menuturkan, awal mula ide membuat brem varian daun kelor ini berawal dari permintaan seorang kiai Pondok Modern Sumber Daya At-Taqwa (Pomosda) Nganjuk, Jawa Timur.
Pada saat itu, ini pondok tersebut sedang gencar mengkampanyekan tanaman herbal, termasuk daun kelor untuk kesehatan.
Romadhon menjelaskan, cara membuat brem kelor sama dengan proses pembuatan brem pada umumnya. Bedanya, hanya bahan tambahan yakni serbuk ekstrak daun kelor.
“Untuk pembuatan bremnya sama, mulai dari ketan dimasak sampai matang. Kemudian diberi ragi sampai jadi sari ketannya, lalu diberi serbuk daun kelor,”katanya.
Harga brem kelor ini, dijual lebih mahal dibandingkan brem rasa lainnya. Harga sebungkus brem kelor berisi satu keping brem kelor, dibanderol Rp 2.500.
Sedangkan brem originial berisi satu bungkus berisi tiga keping, harganya Rp 4.000.
“Untuk brem kelor ini, saya membuatnya sepekan sekali. Sekitar 500 keping sekali produksi,” paparnya.
Brem kelornya banyak dijual di Pomosda Nganjuk. Sedangkan di wilayah Madiun, brem kelor ini belum banyak diminati.
“Ya karena itu mitos tentang daun kelor ini kan ada sisi mistisnya. Sales yang biasanya menjualkan produk saya juga tidak berani mengambil brem kelor. Padahal di Nganjuk, brem kelor ini sangat laku,” katanya.
Penulis: Rahadian Bagus
Editor: Heftys Suud