Jadwal Pendakian Gunung Semeru Bakal Ditata Ulang Seusai Aktivitas Pendakian Ditutup
Jalur pendakian Gunung Semeru ditutup, TNBTS akan melakukan penjadwalan ulang ketika jalur pendakian akan kembali dibuka.
Penulis: Rifki Edgar | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Rifki Edgar
TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Akibat adanya peningkatan aktivitas vulkanik di Gunung Semeru, jalur pendakian di gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut harus ditutup.
Penutupan dilakukan mulai Senin (30/11/2020) sampai batas waktu yang belum ditentukan.
Kepala Sub Bagian Data Evaluasi Pelaporan dan Humas Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Syarif Hidayat mengatakan, hingga akhir tahun 2020, pendakian ke Gunung Semeru telah penuh.
Dengan adanya penutupan pendakian tersebut, maka pihaknya akan melakukan penjadwalan ulang ketika jalur pendakian akan kembali dibuka.
"Nanti kami lakukan reschedule. Mengingat sampai Desember sudah full booking untuk jalur pendakian ke Gunung Semeru," ucapnya saat dihubungi TribunJatim.com, Senin (30/11/2020).
Baca juga: Gunung Semeru Meletus, Penerbangan di Bandara Abdulrachman Saleh Malang Tetap Normal
Baca juga: Update Kasus Penemuan Mayat Bocah 14 Tahun di Ladang Singkong Malang, Polisi Periksa Tujuh Orang
Terkait dengan mekanisme penjadwalan ulang tersebut, TNBTS nantinya akan membahas lebih jauh lagi bersama tim.
Setelah itu, hasil dari pembahasan akan diberitahukan secara resmi melalui media sosial TNBTS agar para pendaki bisa mengetahui informasi tersebut.
"Mekanismenya masih disiapkan oleh tim. Nanti akan ada pemberitahuan resmi lewat media sosial TNBTS," ucapnya.
Sementara itu, berdasarkan laporan yang diterima TribunJatim.com, tingkat aktivitas Gunung Semeru berada di level II yang artinya waspada.
Baca juga: Lagi, Plengsengan di Muharto Kota Malang Ambrol, Diduga Lantaran Tergerus Air Sungai Brantas
Baca juga: Muntahkan Lava Pijar, Gunung Semeru Berstatus Waspada, BPBD Lumajang: Masyarakat Diminta Tenang
Yakni mengalami erupsi tidak menerus yang menghasilkan aliran lava ke arah lereng selatan dan tenggara, serta lontaran batuan pijar di sekitar kawah puncak.
Melalui rekaman seismograf pada 29 November 2020 tercatat, satu kali gempa erupsi, satu kali gempa guguran awan panas, satu kali gempa harmonik, satu kali gempa tektonik jauh, dan 30 kali gempa guguran.
TNBTS mengimbau kepada masyarakat agar tidak melakukan aktivitas di dalam radius satu kilometer dan di wilayah sejauh empat kilometer di sektor lereng selatan-tenggara kawah aktif.
Yang di sana merupakan wilayah bukaan kawah aktif Gunung Semeru (Jongring Seloko) sebagai alur luncuran awan panas. Serta mewaspadai gugurnya kubah lava di Kawah Jongring Seloko.
Editor: Dwi Prastika
Baca juga: Tak Jaga Jarak Aman, Mitsubishi Fuso Seruduk Dua Motor di Kota Malang, Korban Patah Tulang
Baca juga: Ada Puluhan Pasien Covid-19 di Tulungagung Jalani Isolasi Mandiri, Masyarakat Diminta Ikut Mengawasi