40 Persen Pengidap HIV yang Hilang Kontak di Tulungagung Sudah Meninggal Dunia
Dinas Kesehatan meminta Puskesmas di seluruh Tulungagung untuk memetakan keberadaan pengidap HIV. Hasilnya, 40 persen di antara mereka sudah meninggal
Penulis: David Yohanes | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan TribunJatim.com, David Yohanes
TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Sebanyak 145 dari 2880 pengidap HIV di Tulungagung dinyatakan lost to follow up (LFU) atau hilang kontak.
Akibatnya, banyak di antara mereka yang meninggal dunia, karena tidak bisa mengakses Anti Retroviral (ARV).
“Jumlah itu adalah akumulatif dari tahun 2006 hingga 2020,” terang Kasi P2P Dinas Kesehatan Tulungagung, Muhroji, Senin (30/11/2020).
Dari jumlah ini, 80 persen berasal dari wilayah Tulungagung, 10 persen adalah pasien dari luar daerah yang memeriksakan diri di Tulungagung, 10 persen telah pindah ke luar Jawa.
Dinas Kesehatan telah meminta Puskesmas di seluruh Tulungagung untuk memetakan keberadaan mereka.
Hasilnya, 40 persen di antara mereka sudah meninggal dunia.
“Yang pindah ke luar Jawa misalnya, mereka juga tidak bisa mengakses ARV karena tidak ada rujukan keluar. Mereka harus dirujuk dulu, baru bisa mengakses ARV di tempat mereka yang baru,” sambung Muhroji.
Baca juga: Ada Puluhan Pasien Covid-19 di Tulungagung Jalani Isolasi Mandiri, Masyarakat Diminta Ikut Mengawasi
Baca juga: Muncul Klaster Perkantoran, BPBD Ponorogo Keliling Kantor Dinas Semprot Disinfektan
ARV membantu para pengidap HIV untuk menekan jumlah virus hingga pada tingkat yang tidak membahayakan.
Tanpa ARV, maka virus akan terus berkembang jumlahnya hingga membuat daya tahan pengidapnya turun.
Saat jumlah virus tak terkendali, maka pengidap HIV akan mudah terserang penyakit infeksi.

Karena itu sisa pengidap HIV yang LFU kembali dijangkau.
Para relawan berupaya mendampingi mereka agar mau mengonsumsi ARV.
Sebab tanpa ARV, para pengidap HIV akan berumur pendek.
Baca juga: Seluk Beluk HIV dan AIDS, Mulai Definisi, Gejala hingga Pengobatan yang Bisa Dilakukan
Baca juga: Sopir Mengira Jalan 3 Lajur, Truk Tulungagung Tabrak Pembatas Jembatan, Nyemplung Sungai & Terguling
“Dengan ARV pengidap HIV tetap bisa produktif, dan mempertahankan kondisinya tetap sehat. Jika pun meninggal dunia, biar meninggal karena faktor lain, bukan karena HIV,” tutur Muhroji.
Saat ini jumlah akumulasi pengidap HIV di Tulungagung sebanyak 2880, 540 di antaranya sudah meninggal dunia.
Sedangkan mereka yang sudah mengakses ARV sebanya 900 orang lebih.
Sementara mereka yang enggan mengakses ARV antara lain karena efek samping obat yang harus diminum.
Baca juga: 5 Cara Penularan HIV/AIDS yang Benar dan Mitos, Masih Banyak Orang Salah Paham!
Baca juga: Tulungagung Banyak Zona Hijau, Bupati Belum Mau Berlakukan Pembelajaran Tatap Muka untuk TK-SMP
Padahal menurut para Orang Dengan HIV/AIDS ( ODHA ), efek samping obat ini hanya seminggu, setelah itu tidak menimbulkan efek apa pun.
Sementara yang lain mengaku tidak perlu ARV karena merasa sehat sepenuhnya.
Editor: Dwi Prastika