Pasopati Gelar Unjuk Rasa Di Depan Gedung Grahadi, Ajak Masyarakat Tetap Damai Selama Pilkada
Sebanyak 150 warga se Surabaya menggelar aksi damai di depan Gedung Grahadi, Jalan Gubernur Suryo, Kecamatan Genteng, Kota Surabaya, Sabtu siang (5/12
Penulis: Febrianto Ramadani | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Sebanyak 150 warga se Surabaya menggelar aksi damai di depan Gedung Grahadi, Jalan Gubernur Suryo, Kecamatan Genteng, Kota Surabaya, Sabtu siang (5/12/2020).
Mereka yang tergabung dalam Pasopati (Pasukan Suroboyo Peduli Akan Keutuhan Indonesia), beserta Lembaga Pengaduan Dan Pembelaan Rakyat (LPPR Jatim), membawa bendera merah putih. Beberapa diantaranya terlihat mengenakan pakaian muslim. Serta, melilitkan pita merah putih di bagian lengan.
Setibanya di lokasi, massa duduk di depan Taman Apsari sambil membaca sholawat nariyah, beristighosah, hingga menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Indonesia Pusaka.
Aksi tersebut mendapat pengawalan ketat dari kepolisian. Petugas juga mengatur jalannya lalu lintas agar tidak terjadi kepadatan.
Korlap Aksi, Yanto Yan, menuturkan, pihaknya sengaja melakukan kegiatan ini lantaran perayaan pesta demokrasi di Jatim pada tanggal 9 Desember sudah di depan mata.
Baca juga: Selingkuh bareng Brondong, Istri Ngumpet di Plafon, Suami Patah Hati Curiga Sepatu Jatuh dari Atap
Baca juga: Napoli Resmi Ganti Nama Stadion San Paolo Jadi Stadion Diego Armando Maradona
Baca juga: Kefirman Minuman Asal Lumajang ini Jadi Penambah Imun, Laris Diburu di Tengah Pandemi
"Kami mengajak warga Surabaya tetap aman dan kondusif karena pilkada tidak ingin ada kerusuhan. Walaupun, pesta demokrasi merupakan hal yang rutin diselenggarakan," ujarnya di sela sela aksi kepada TribunJatim.com.
Yanto juga berharap, Kota Pahlawan tetap guyub, rukun, aman, dan pelaksanaannya tetap bisa berjalan sesuai dengan prinsipnya. Yakni Jujur, Adil, dan Bermartabat.
Surabaya sebagai kota yang kosmopolitan selama ini berkehidupan damai, guyub, rukun dan toleran dengan segala keberagaman yang ada, harus tetap dijaga.
"Kami juga menyatakan dengan tegas segala hal sebagai bentuk dari pemikiran dan tindakan yang intoleransi, dan ekstrimisme, yang bisa berakibat pada kekerasan antar kelompok, dan menimbulkan ketakutan bagi kelompok lain," tuturnya kepada TribunJatim.com.
"Kami Masyarakat Jawa Timur Menolak segala bentuk provokasi, intimidasi dalam bentuk apapun. Karenanya kami semua pihak yang memiliki kewenangan untuk tegas menegakkan aturan," pungkasnya. ( Febrianto/Tribunjatim.com)