Sungai Brantas Meluap, Jalan Alternatif Dua Desa Tulungagung-Blitar Putus
Akses menuju tambangan (perahu penyeberangan) Desa Buntaran, Kecamatan Rejotangan putus.
Penulis: David Yohanes | Editor: Januar
TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG-Akses menuju tambangan (perahu penyeberangan) Desa Buntaran, Kecamatan Rejotangan putus.
Jalan vital menuju perahu penyeberangan (tambangan) arah Dusun Bedali, Desa Purwokerto, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar ini longsor.
Kerusakan jalan vital akses ekonomi dua desa ini rusak karena luapan Sungai Brantas pada Minggu (12/12/2020) malam.
Menurut salah satu awak perahu penyeberangan, Priyanto, air Brantas mulai naik pukul 20.00 WIB.
Baca juga: Mesin PCR RSUD Dr Harjono Ponorogo Mulai Beroperasi, Sehari Bisa 28 Spesimen
Air mencapai lebih dari lima meter dari permukaan air kondisi normal.
"Jalan akses ini jaraknya sekitar 150 meter dari sungai. Tapi air bisa menjangkaunya," terang Priyanto.
Luapan air ini melanda salah satu ruas jalan menuju perah penyeberangan.
Air hingga meluap melompati jalan, dan masuk ke bekas galian di sebelahnya.
Jalan selebar sekitar lima meter ini akhirnya tidak kuat hingga ambrol masuk ke bekas galian.
"Tambangan ini buka 24 jam. Tahu-tahu ada yang kasih tahu, jalan tidak bisa dilewati," sambung Priyanto.
Panjang jalan yang longsor sepanjang 15 meter, dengan kedalaman lima meter.
Akibat kejadian ini aktivitas ekonomi warga dua desa terganggu.
Demikian juga Priyanto dan kawan-kawa tidak bisa bekerja, karena perahu penyeberangan mereka tidak bisa beroperasi.
"Ada 12 pekerja yang bekerja tiga shift setiap hari. Mulai hari ini tidak bisa bekerja," keluhnya.
Priyanto dan warga lainnya berharap jalan ini lekas diperbaiki.
Sebab meski sekedar jalan alternatif, fungsinya sangat vital.
Luapan Brantas sempat membuat perahu-perahu penyeberangan di Kecamatan Ngunut dan Rejotangan berhenti beroperasi.
Di tambangan Kaliwungu misalnya, seling penahan perahu putus tidak kuat menahan derasnya arus.
Dermaga penyeberangan juga hilang terbawa derasnya arus. (David Yohanes/day)