dr Nabila Safira Raih Nilai Tertinggi ke-2 UKM PPD November 2020, Bacaan Alquran Ibu Kunci Suksesnya
Perempuan kelahiran Lumajang, dr Nabila Safira meraih nilai tertinggi ke-2 nasional UKM PPD sesi November 2020 dengan nilai 93,5. Beber kunci sukses.
Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: Hefty Suud
TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Perempuan kelahiran Lumajang ini berhasil meraih nilai tertinggi ke-2 nasional untuk Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKM PPD) sesi November 2020 dengan nilai 93,5.
Ia adalah dr Nabila Safira.
Dengan prestasi tersebut, ia meraih gelar dokter sebagai akhir pendidikannya di FK Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Baca juga: V Belt Pada Mobil Sangat Krusial, Kenali Cara Kerja dan Fungsinya Bareng Kabeng Auto2000 Kertajaya
Baca juga: Apakah Ruam Kulit Dialami Semua Pasien Covid-19? Ini Kata Dokter, Simak Klasifikasi Gejala Klinisnya
Pada ujian kompetensi tersebut, prosentase kelulusan FK UMM mencapai 94%.
Terkait kesuksesannya ini, dr Nabila Safira menguak kunci sukses, sang ibu yang selalu membaca Al Quran saat ujian di jam yang sama.
Putri pasangan Hartoko dan Qurrotul Ain ini juga membagikan amalan-amalan yang ia lakukan dengan bersedekah.
Sedang saat akan ujian blok, ujian tugas akhir, dan UKM PPD, ia selalu memberi makan dan meminta doa pada anak yatim.
"Juga selalu meminta doa orang tua. Bahkan setiap kali ujian, ibu selalu membaca Alquran di jam yang sama," terang Nabila, Jumat (25/12/2020).
Baca juga: Chord Gitar Snowman Sia Kate Isobelle Furler, Disertai Lirik Lagu & Video Klip, Kunci Mudah dari C
Baca juga: 59 Warga Binaan Lapas Lowokwaru Malang Dapat Remisi Natal 2020, Durasi Waktu Paling Lama 2 Bulan
Ia menceritakan saat ujian CIA (Clinical Integrated Assessment) secara daring, sang ibu mengaji di belakangnya.
Penyuka travelling ini menyampaikan bahwa ia tidak pernah belajar secara sistem kebut semalam (SKS).
Selama ini, ia belajar secara teratur dan bertahap. Tidur juga termasuk salah satu hal yang dibutuhkan sehingga saat menerima materi lebih segar.
Disela waktunya, Nabila tetap memberi waktu untuk bermain dan erta bercengkerama dengan keluarganya.
Sehingga ia mendapat keseimbangan antara kehidupan sosial dan mengerjakan tugas belajar. Hal itu perlu perlu manajemen waktu.
Ia menyebutkan bahwa tujuan belajar adalah untuk bekal diri sendiri. Ia memegang teguh prinsipnya untuk selalu melakukan yang terbaik, bukan menjadi yang terbaik.
Ia berharap, capaiannya bisa memotivasi mahasiswa-mahasiswa FK UMM lain agar bisa meraih nilai tinggi di UKMPPD.
Penulis: Sylvianita Widyawati
Editor: Heftys Suud